Kampung Lali Gadget : Rumah Belajar Permainan Tradisional Untuk Mengatasi Kecanduan Gadget Pada Anak

 


Era digital membuat gadget seolah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Bukan saja orang dewasa, namun penggunaan perangkat pintar di kalangan anak-anak dan remaja semakin meningkat, memberikan akses mudah pada informasi tetapi juga berpotensi memicu ketergantungan. Meskipun gadget membawa banyak manfaat, pendidikan yang seimbang untuk mengurangi penggunaannya dapat membantu anak-anak memahami cara menggunakan teknologi secara bijak.

 

Mengurangi penggunaan gadget bukan berarti mengabaikan teknologi. Sebaliknya, pendekatan ini mengajarkan anak-anak tentang peran teknologi sebagai alat bantu dalam kehidupan, bukan sekadar hiburan. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan memperkenalkan program pendidikan berbasis teknologi, seperti coding, pemrograman, atau proyek sains yang menggunakan teknologi, sehingga mereka dapat memahami bagaimana teknologi bekerja dan bermanfaat secara nyata.


Salah seorang pendidik dan penggiat sosial, Achmad Irfandi menyadari bahwa penggunaan gadget yang berlebihan bisa mengganggu perkembangan kognitif dan sosial pada anak-anak.  Hal ini mendorongnya untuk mencari solusi yang dapat mengalihkan perhatian anak-anak dari layar gadget ke aktivitas yang lebih bermanfaat dan mendidik.



Achmad Irfandi Ciptakan Kampung Lali Gadget (KLG)

 

Keinginan Irfandi untuk membantu anak-anak lebih paham dalam penggunaan gadget sesuai pada fungsinya, maka ia menggagas program Kampung Lali Gadget (KLG) yang lahir dari kekhawatirannya terhadap dampak negative kecanduan gadget pada anak-anak. 

 

Tujuannya adalah mengurangi ketergantungan anak-anak pada gadget melalui konversi budaya dan permainan tradisional. Tidak hanya menawarkan permainan tradisional sebagai sarana hiburan tetapi juga sebagai alat edukasi yang efektif. Misalkan gobak sodor, engklek, dan egrang yang mungkin anak-anak sekarang bingung itu permainan apa. Kalau zaman saya kecil dulu, saya dan kawan-kawan hampir setiap hari bermain permainan-permainan itu. Canda tawa mewarnai sepanjang permainan, hingga saat ini peristiwa itu melekat dalam ingatan. Sedangkan, saat ini saya sudah jarang melihat anak-anak bermain permainan tradisional apalagi saya tinggal di kota besar. Rata-rata anak-anak bermain game di handphone miliknya.

 

Permainan tradisional tersebut mengajak anak-anak untuk bergerak aktif dan berinteraksi satu sama lain secara langsung. Anak-anak juga belajar nilai-nilai kerjasama, sportivitas, dan kreativitas yang saat ini sudah mulai tergerus oleh penggunaan gadget yang berlebihan.

 

Bukan hanya mengajak anak-anak bermain permainan tersebut di atas, Irfandi juga membangun gubuk baca di halaman depan rumah agar mudah diakses anak-anak serta menjadi basecamp. Kegiatan positif yang ia gagas mendapat dukungan masyarakat setempat dan berbagai pihak yang peduli terhadap masa depan generasi muda. Irfandi juga membuat wall climbing dan pavingisasi area gubuk baca yang disumbang dari sejumlah donator.

 

Irfandi dan timnya secara rutin mengadakan berbagai kegiatan edukatif dan interaktif dimana ia selalu melibatkan orang tua dan komunitas setempat agar tercipta lingkungan yang mendukung perkembangan anak-anak secara holistik, baik secara fisik, mental, maupun sosial. 

 

Kampung Lali Gadget Rumah Permainan Tradisional Bagi Anak-anak di Sidoarjo

 

“Kampung Lali Gadget” menjadi sebuah “rumah permainan tradisional” bagi anak-anak di Sidoarjo. Di sini, anak-anak bisa mengenal dan menikmati permainan-permainan tradisional yang perlahan mulai dilupakan, seperti egrang, congklak, lompat tali, dan permainan rakyat lainnya. Di era modern ini, ketika gadget sering kali mendominasi waktu luang anak-anak, Kampung Lali Gadget hadir untuk mengajak mereka kembali pada permainan yang mengutamakan kebersamaan dan aktivitas fisik.



“Kampung Lali Gadget” terbagi menjadi beberapa tema diantaranya, tema air, tema pasir seperti membuat kolase dan membuat Menara dari pasir, tema daun seperti membuat wayang dari daun singkong, tema batu seperti main damparan, dan juga tema bermain di tanah lapang seperti gobak sodor. 

 

Dakon, gasing, bakiak panjang dan egrang juga ada di sini. Permainan kecil-kecil juga ada di sini seperti suwitan, etek-etek dan kitiran. “Kampung Lali Gadget” punya ciri khas yaitu kitiran yang warna warni.

 

Di sini juga memiliki balai pendopo, ada tanah, kebun yang luas dan sawah yang bisa digunakan untuk bermain lumpur. Ada juga kolam untuk menangkap lele. Menarik banget ya.


Program “Kampung Lali Gadget” terus disosialisasikan ke sekolah-sekolah agar anak-anak sekolah bisa berkunjung ke sini. Sasaran utamanya adalah anak-anak yang kecanduan gadget bisa memiliki perhatian lain dengan bermain di sini. Program ini berusaha membantu anak-anak melepaskan diri dari kecanduan gadgetdan menemukan kembali kehidupan sederhana yang sarat makna. Kemudian bagi para orang tua juga ada acara-acara tertentu yang bertujuan untuk menajamkan ilmu parenting-nya.



12th SATU Indonesia Awards 2021 Memilih Achmad Irfandi Menjadi Salah Satu Penerima Penghargaan

 

Achmad Irfandi adalah sosok inspiratif dari Sidoarjo, Jawa Timur, yang berkomitmen menggerakkan perubahan dalam bidang pendidikan melalui inisiatif “Kampung Lali Gadget.” Program ini bertujuan mengatasi tantangan ketergantungan gadget pada anak-anak, sebuah masalah yang kerap dihadapi banyak keluarga di era digital.

 

Di “Kampung Lali Gadget,” Irfandi mendorong anak-anak untuk beralih dari aktivitas pasif di depan layar menuju kegiatan yang lebih bermanfaat dan mendidik. Melalui permainan tradisional, aktivitas alam, dan pembelajaran budaya, anak-anak diajak untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sesama, sehingga membentuk keterampilan sosial, kreativitas, dan rasa peduli terhadap lingkungan.

 

Tidak hanya mengurangi ketergantungan pada gadget, Irfandi juga mengajarkan nilai-nilai budaya dan tradisi yang hampir terlupakan. Kampung ini menjadi ruang bagi anak-anak untuk belajar dengan cara yang menyenangkan dan membangun. Melalui pendekatan ini, Irfandi berhasil mengajarkan anak-anak bahwa teknologi bisa bermanfaat jika digunakan dengan bijak, namun kebahagiaan sejati sering kali bisa ditemukan melalui interaksi langsung dan pengalaman nyata.

 

Atas dedikasinya, Achmad Irfandi menerima penghargaan di bidang pendidikan dari SATU Indonesia Awards 2021, sebuah penghargaan bergengsi yang mengakui perannya dalam upaya konservasi budaya dan pendidikan untuk generasi muda.

 

Sejalan dengan tema 12th SATU Indonesia Awards 2021 “Semangat Melaju Bersama”, Achmad Irfandi telah membawa dampak positif yang signifikan bagi masyarakat. Melalui “Kampung Lali Gadget” membuka ruang bagi anak-anak dan remaja untuk beraktivitas di luar ruang dan berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitar. Merupakan sebuah langkah penting dalam melestarikan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

 

Anak-anak dan remaja yang mengikuti program ini bisa tumbuh dalam lingkungan yang sehat dengan aktivitas fisik yang lebih banyak dan interaksi sosial yang lebih kaya. Hal ini berdampak positif pada kesehatan fisik mereka, seperti meningkatkan kekuatan tubuh, daya tahan, dan koordinasi motorik. Selain itu, keterlibatan dalam aktivitas yang kreatif dan penuh interaksi juga dapat menunjang kesehatan mental anak-anak, mengurangi ketergantungan pada gadget, dan meningkatkan kemampuan sosial, rasa empati, serta kecerdasan emosional.

 

Dengan “Kampung Lali Gadget” menjadi harapan baru yang menginspirasi masyarakat untuk membentuk generasi muda yang tidak hanya melek teknologi tetapi juga memiliki jiwa yang kuat, mandiri, dan menghargai tradisi serta budaya lokal. Achmad Irfandi berhasil menciptakan ruang bagi anak-anak untuk belajar dan tumbuh bersama dalam lingkungan yang sehat dan penuh makna, sehingga mereka bisa menjadi generasi penerus yang siap menghadapi tantangan masa depan tanpa melupakan akar budaya Indonesia.

 

Dengan memberikan pendekatan yang seimbang, kita dapat membimbing generasi muda memahami peran teknologi dengan cara yang sehat dan produktif, serta memanfaatkan teknologi secara maksimal tanpa mengorbankan kesehatan mereka.

Komentar

Follow Me

Instagram : @andini_harsono Facebook : www.facebook.com/andiniharsono Twitter : @andiniharsono Blog lainnya : www.mainjalan.com Email : andiniharsono@gmail.com