Antara Harta, Tahta, Wanita dan Budaya Patriarki Suku Batak



Budaya patriarki adalah sistem yang memposisikan laki-laki sebagai pemilik otoritas dan kekuasaan dalam setiap aspek kehidupan. Jika bicara tentang pernikahan maka bicara tentang anak yang merupakan harapan setiap keluarga untuk meneruskan keturunannya atau mewarisi apa yang telah dimiliki dari leluhur. Budaya patriarki secara turun temurun membentuk perbedaan perilaku, status, dan otoritas antara laki-laki dan perempuan. Sehingga kedudukan laki-laki menjadi lebih unggul dibandingkan perempuan. 

 

Dalam budaya ini, laki-laki memiliki privilege dibanding perempuan dalam beberapa aspek seperti penentuan garis keturunan, hak-hak anak sulung, pembagian warisan, dan hubungan sosial. Keberadaan seorang laki-laki dalam keluarga dianggap mampu meneruskan marga keluarga dibandingkan perempuan.

Sangat menarik jika membahas tentang budaya atau adat istiadat suatu suku lengkap dengan hukum adatnya. Senang sekali kemarin dalam perhelatan Wedding Batak Exhibition 2024 memberi pengetahuan tentang budaya patriarki di suku Batak dan peran hukum positif terhadapnya.

 

Bersama Ibu Ina Rachman, S.H, M. Hum seorang praktisi hukum dan Managing Partner Maestro Law Patent International serta seorang pembisnis yang sudah puluhan tahun pengalamannya kami para pengunjung diberi wawasan baru mengenai “Peran Hukum dalam Mengadaptasi Budaya Batak. Harta, Tahta, dan Wanita Patriarki dalam Budaya Batak.” Dibersamai oleh Ibu Martha Simanjuntak yang menceritakan bagaimana budaya patriarki nyata dijalankan secara turun temurun di Batak. Contohnya dalam hal warisan.

 

Ketika tiba masa pembagian warisan, maka laki-laki berhak mendapatkan sekian harta tersebut sementara perempuan tidak. Jika perempuan dibagi maka itu merupakan bentuk kasih sayang dari orang tua (keluarga). Namun, seiring perkembangan zaman hukum adat tentang hak waris ini bisa disesuaikan. Apalagi mereka yang muslim. Kebanyakan penerapannya secara hukum waris Islam. 

 

Ibu Ina menjelaskan dalam hal hukum waris, setiap individu atau orang yang ingin membagi warisannya diberi 3 pilihan yaitu hukum waris berdasarkan hukum adat, hukum Islam (karena mayoritas penduduk Indonesia Islam) dan hukum positif (hukum yang berlaku di Indonesia). Jadi silakan pilih mau menggunakan dasar hukum yang mana. 




Kemudian jika bicara tahta, dalam perkembangannya perempuan Batak juga sudah banyak yang berkarir atau bekerja tidak hanya di rumah mengurus rumah tangga saja. Sehingga bisa dikatakan kedudukan laki-laki dan perempuan sama. 

 

Ditambahkan oleh Ibu Martha apabila bicara tentang pernikahan dalam adat Batak itu melibatkan seluruh keluarga besar kedua mempelai. Pesta adat yang meriah seperti ditandai dengan pemberian ulos dari masing-masing anggota keluarga kepada mempelai dan acara yang besar. Maka dengan adanya Wedding Batak Exhibition ini dapat memberikan inspirasi bagi para calon pengantin serta mengenalkan adat Batak lebih luas lagi. 



Jika pernikahan dilaksanakan menggunakan adat Batak bukan tidak boleh pasangan calon pengantin melakukan perjanjian pra nikah. Semua Keputusan dikembalikan kepada kedua belah pihak. Perjanjian pra nikah sudah banyak diterapkan di tengah masyarakat modern sekarang ini. Jadi jika pengantin Batak ingin melakukan perjanjian pra nikah, maka diperbolehkan.

 

Ibu Ina menegaskan bahwa hukum positif yang berlaku di Indonesia tetap menjadi Panglima tertinggi dalam hukum. Sehingga kita tetap berpegang pada hukum. Keragaman budaya di Indonesia melahirkan hukum yang berlaku di masyarakat adat yang sama-sama mengingkat. Namun, jika terjadi beberapa kasus, hukum positif tetap harus diterapkan. Sebagai contoh jika sudah ada kasus KDRT atau kriminalitas. 

 

Pada akhirnya, mau tidak mau kita harus beradaptasi dengan perkembangan zaman tapi jangan sampai melupakan budaya yang sudah ada secara turun temurun. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan para leluhurnya.


Wedding Batak Exhibition memang penuh makna. Kemeriahan pesta pernikahan adat Batak yang ditampilkan selama pameran menjadi media belajar dan inspirasi bagi masyarakat. Harapannya, bukan sekadar menjadi pameran pernikahan namun juga ruang kreasi, ruang karya dan ruang melestarikan budaya.

Komentar

  1. Dengan hadir di acara Wedding Batak Exhibition maka yang masyarakat luar menjadi dapat insight bagus tentang pernikahan dalam budaya Batak. Kemeriahannya dan tradisi turun temurun yang tetap terjaga.

    BalasHapus
  2. Indonesia kaya banget akan adat istiadat ya Kak, setiap daerah punya keunikan sendiri-sendiri tak terkecuali Batak. Saya pernah mengikuti proses pernikahan adat Batak sangat unik dan menarik. Salut juga banyak temen2 Batak yang masih menjunjung tinggi dan memakai adat istiadat dalam prosesi pernikahannya. Menarik juga ulasannya mengenai budaya patriarti terkait hak waris perempuan Batak. Merasa bangga menjadi bagian dari Indonesia yang kaya akan budaya :)

    BalasHapus
  3. Keragaman adat dan budaya masing-masing suku/daerah emang jadi keunggulan budaya Bangsa Indonesia. Walau ada keturunan Batak (Mandailing), aku penasaran juga pengin lihat expo wedding kayak beginian.

    BalasHapus
  4. Ulos itu apa Mbak ya kayaknya saya sering dengar tapi nggak tahu dimana dengarnya😅

    BalasHapus
  5. Setiap dengar tentang pernikahan Batak terbayanglah rangkaian panjang upacara adat yang sudah banyak diangkat di media sosial. Mungkin memang melelahkan, tetapi namanya budaya memang perlu terus dijaga ya. Apalagi rasa kekeluargaannya tinggi ya di suku Batak itu.

    BalasHapus
  6. Sebenarnya, budaya patriarki ini masih ada banget sampai sekarang yaa..
    Tanpa terikat budaya, budaya ini mendarah daging di masyarakat. Namun, kalau masalah waris, rasanya hukumnya selaras dengan kitab suci Al-Qur'an yaa... bahwa hak warisan laki-laki lebih besar daripada hak anak perempuan.

    Jadi menambah wawasan banget menghadiri Wedding Batak Exhibition 2024.
    Memahami culture adat budaya lain itu menyenangkan.

    BalasHapus
  7. budaya batak ini memang menarik untuk disimak karena mereka mempertahan kultur dan budaya secara turun temurun serta begitu unik kaya akan makna

    BalasHapus
  8. Sangat menarik sekali mempelajari adat Batak, budaya dan aturan-aturan adat di dalamnya ya tapi kudu harus punya duit banyak sih kalo jadi orang batak.

    BalasHapus
  9. wah seru banget ya acaranya membahas banyak budaya di Indonesia khususnya Batak itu seru banget, jadi banyak tahu mengenai budaya suku lain, banyak yang bisa kita pelajarin juga

    BalasHapus
  10. wah acara yang sangat bagus ini mbak karena bisa menambah wawasan pengunjungnya terkait adat batak dan juga sekalian bisa jadi referensi bagi mereka yang akan menikah dengan adat batak

    BalasHapus
  11. Salah satu acara wedding yang pinginaku datangi wedding adat Batak. Sampai sekarang belum pernah lihat meriahnya wedding bBatak yang punya ciri khasnya sendiri.. Apalagi biasanya wedding Batak itu diadakan di gedung-gedeng atau aula tertentu gitu.. Jadi penasaran pingin liat prosesinya.. :D Sekarang penerapan budaya di suatu suku juga disesuaikan dengan kondisi masa kini, ya. Tapi paling nggak yang esensi, seperti penurunan nama marga kayak di Suku Batak sampai sekarang masih turun temurun... :)

    BalasHapus
  12. Banyak banget ternyata hal-hal menarik yang bisa terungkap dari peristiwa pernikahan apalagi kaya pernikahan suku Batak. Jadi seneng menggali berbagai kearifan lokal dari kegiatan seperti ini. Nuhun infonya yah..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer

Follow Me

Instagram : @andini_harsono Facebook : www.facebook.com/andiniharsono Twitter : @andiniharsono Blog lainnya : www.mainjalan.com Email : andiniharsono@gmail.com