Peringatan Hari Kusta Sedunia 2024 Eliminasi Kusta Secara Global
Catatan WHO menyebutkan lebih dari 120 Negara di dunia dengan lebih dari 200.000 kasus baru penyakit kusta setiap tahunnya. Indonesia menjadi urutan ketiga setelah Brasil dan India yang memiliki kasus kusta baru lebih dari 10.000. Tentu bukan sebuah prestasi membanggakan, hal ini harus segera diakhiri.
Pemerintah Indonesia terus berupaya menekan angka penyakit kusta agar tidak terus bertambah. Pendekatan dengan berbagai pihak (pentahelix) terus dilakukan untuk mengeliminasi kusta di Indonesia. Upaya eliminasi penyakit kusta tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja, melainkan perlu dukungan dan gerakan bersama dari berbagai kalangan termasuk masyarakat yang diharapkan terus menyerukan upaya pencegahan penyakit ini.
Ruang Publik KBR bersama NLR Indonesia turut mengambil peran dalam upaya eliminasi penyakit kusta di Indonesia dengan rutin melakukan kampanye edukasi penyakit kusta kepada masyarakat melalui berbagai media salah satunya Talk Show Ruang Publik KBR dan NLR Indonesia dalam program SUKA (Suara Untuk Indonesia Bebas Kusta). Dalam rangka memperingati Hari Kusta Sedunia 2024, KBR dan NLR Indonesia hadir bersama dua narasumber yaitu Agus Wijayanto MMID, Direktur Eksekutif NLR Indonesia dan Hana Krisnawati, M. Sc, Pegiat Kusta dan Analisis Kebijakan (Pusat Sistem dan Strategi Kesehatan – Minister Office) melalui Talk Show Ruang Publik KBR yang disiarkan secara live streaming di YouTube Channel KBR dan siaran radio KBR.
Peringatan Hari Kusta Sedunia tahun ini, melanjutkan strategi WHO untuk zero global leprosy 2021-2030 yaitu focus pada 3 hal, Zero Transmisi, Zero Disabilitas dan Zero Stigma. “Beat Leprosy Unity, Act and Eliminate” atau “Kalahkan Kusta” menjadi tema global yang juga disepakati oleh Kementerian Kesehatan RI untuk Hari Kusta Sedunia 2024.
Jangan Berhenti Kalahkan Kusta
“Tidak ada kusta lagi. Artinya apa yang pernah kita lakukan? Memastikan tidak ada lagi transmisi, penularan harus berhenti, zero leprosy, kemudian kita juga harus memastikan kalaupun kemudian terjadi, sebelum zero leprosy harus memastikan tidak ada orang yang mengalami disabilitas karena kusta dan kemudian tidak ada lagi stigma, zero stigma.” Pak Agus dalam Talk Show Ruang Publik KBR dan NLR Indonesia.
Sementara stigma tentang kusta masih belum bisa hilang. “Kusta gak semudah itu menular, harus terjadi kontak intens dengan pasien kusta paling tidak 8 bulan, tinggal serumah, bersama 8 jam setiap harinya.” Ibu Hana menambahkan bahwa kusta tidak mudah menular harus ada kontak yang intens.
Penyakit yang disebabkan bakteri Mycobacterium leprae menjadi masalah mendunia dan perlu keberanian untuk jujur bagi mereka yang memiliki gejala kusta. Pasien kusta memerlukan perawatan jangka panjang dengan multidrug therapy (MDT). Tentunya perlu support dari keluarga dan lingkungan sekitar agar pasien kusta merasa tidak dikucilkan.
Stigma yang beredar di masyarakat menyebutkan penyakit kusta merupakan penyakit keturunan dimana hal tersebut tidaklah relevan. Penularan kusta di luar faktor genetik sangat bisa dikendalikan. Inilah salah satu peran akademisi untuk melakukan riset terus menerus mengenai kusta di Indonesia agar kusta dapat dikalahkan terutama stigma terhadap pasien dan OYPMK (Orang Yang Pernah Mengalami Kusta).
Bersama Eliminasi Kusta di Indonesia dan Dunia
NLR Indonesia mengajak masyarakat untuk eliminasi kusta selain peran utama pemerintah, kita harus turut berkontribusi bersama kalahkan kusta. Peran komunitas juga tidak kalah penting untuk mencapai tujuan zero kusta. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Dinas Sosial tidak kalah penting untuk memberi pelayanan kesehatan kepada pasien kusta dan OYPMK.
NLR Indonesia yang merupakan organisasi nirlaba berbadan hukum Yayasan yang berafiliasi dengan organisasi di enam negara pada eliminasi kusta berkomitmen melanjutkan upaya kolaboratif. “Perlu upaya lebih massive untuk menemukan kasus baru. Potensi penularan tinggi kalau masih ada stigma dan menyembunyikan kasus.” Pak Agus menambahkan.
Kampanye edukasi tentang penyakit kusta terus dilakukan. Pendekatan secara sosial dengan memberikan wawasan terkait kusta yang benar dan komprehensif dari OYPMK yang telah pulih dirasa cukup efektif. Agar masyarakat lebih mengenal penyakit kusta dan tahu bagaimana cara mengatasinya.
Zero Transmisi, Zero Disabilitas, dan Zero Stigma adalah PR kita bersama. Tentunya kita ingin sekali benar-benar mengeliminasi kusta ini dari negara kita dan juga jadi semangat global membantu para penyandang kusta untuk sembuh dari sakitnya dan kemudian mengeliminasi kusta secara global. Bukan sebuah kemustahilan ketika kita bersama bersungguh-sungguh mengeliminasi kusta ini.
Komentar
Posting Komentar