Edukasi Gizi Bersama Bidan Sahabat Ibu dan Anak di Kabupaten Bandung



Keinginan yang selama ini saya pendam akhirnya terlaksana juga. Saya ingin ikut blusukan bareng YAICI (Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia) untuk salah satu programnya yaitu edukasi gizi kepada masyarakat luas, dan alhamdulillah kesampaian juga. Kali ini YAICI bekerjasama dengan IBI (Ikatan Bidan Indonesia) PD Jawa Barat Wilayah Bandung Raya dalam Program Bidan Sahabat Ibu dan Anak, Lomba Edukasi Pangan Rendah Garam, Gula dan Lemak serta Peruntukan Kental Manis Untuk Ciptakan Generasi Emas 2045. Program ini dilaksanakan di 5 Kabupaten/Kota se-Bandung Raya yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang. Nah saya dapat kesempatan bergabung di Kabupaten Bandung tepatnya di Pesantren Miftahul U'lum Paseh, Majalaya, Kabupaten Bandung.


Seperti yang kita ketahui bersama, Bidan memiliki tugas pokok yang diantaranya memberi pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi perempuan, pelayanan keluarga berencana, pelayanan kesehatan bayi dan anak, serta pelayanan kesehatan masyarakat. Bidan merupakan salah satu sumber informasi kesehatan bagi masyarakat mengingat posisinya sangat dekat dengan masyarakat. Oleh karena itu, dirasa perlu bila seorang Bidan melakukan edukasi gizi kepada masyarakat secara berkala, terutama bagi mereka remaja putri.


Mengapa Remaja Putri Perlu Edukasi Gizi?

 

Remaja putri perlu mendapatkan edukasi tentang gizi seimbang tujuannya untuk mempersiapkan kesehatan saat nanti menjadi ibu. Pengetahuan tentang gizi sangat penting agar dia bisa memberikan gizi yang seimbang kepada keluarganya. Pemberian tablet untuk mencegah anemia salah satu cara untuk mencegah ibu melahirkan bayi stunting. Selain itu, edukasi pangan yang rendah gula, garam dan lemak serta isi piringku harus benar-benar dipahami oleh mereka agar tetap sehat dan mencegah beragam penyakit.




Kesiapan fisik dan mental merupakan modal dasar untuk menjadi orang tua. Pengetahuan ini haruslah remaja putri pahami betul-betul. Kelak dialah yang akan menjadi 'dapur' gizi bagi anak-anaknya. Membatasi konsumsi gula, garam dan lemak sangat disarankan setiap harinya. Berapa banyak sebaiknya seseorang mengkonsumsi Gula, Garam, dan Lemak per hari? Cara mengingatnya mudah yaitu G4 (Gula 4 sendok makan atau 50gr), G1 (Garam 1 sendok teh atau 5gr), dan L5 (Lemak 5 sendok makan atau 67gr).

 

Selain itu kesiapan secara ekonomi juga penting untuk menjadi orang tua. Jangan sampai terjadi karena masalah ekonomi, gizi keluarga jadi bermasalah. Contohnya dalam pemberian susu kepada anak. Karena berbagai faktor termasuk ekonomi, anak-anak diberikan susu yang bukan susu. Kental manis yang mudah didapatkan dalam bentuk sachet dengan harga terjangkau menjadi pilihan para orang tua untuk menggantikan minum susu. Padahal kental manis bukan minuman susu. Kandungan gula tinggi, rendah protein. Kebayang kan jika kental manis diseduh menjadi segelas susu dan diberikan ke anak-anak? Sama saja memberikan minuman tinggi gula. Tentunya bisa berdampak pada kesehatannya kelak. Hal ini harus dihindari dengan memberi bekal pengetuan gizi kepada calon orang tua terutama remaja putri.

 

Aktivitas Fisik dan Isi Piringku Investasi Kesehatan Bagi Seseorang

 

Selain membatasi jumlah konsumsi Gula, Garam dan Lemak, aktivitas fisik sangat perlu untuk menjaga tubuh tetap sehat. Sangat dianjurkan untuk berolahraga minimal 30 menit setiap hari atau 150 menit dalam seminggu.

 

Batasi konsumsi Gula, Garam, dan Lemak, aktivitas fisik dan rajin periksa kesehatan disuarakan oleh Bidan Yeyen, salah satu Bidan Sahabat Ibu dan Anak yang lolos seleksi untuk area Kabupaten Bandung. Beliau melakukan edukasi gizi kepada para remaja putri (santriwati) tentang pentingnya memperhatikan kesehatan diri sendiri, terutama reproduksi bagi seorang Perempuan. Bidan Yeyen mengajak remaja putri untuk tidak sungkan memeriksakan kesehatannya atau konsultasi kesehatan kepadanya serta mengajak remaja putri untuk aktif bergerak. Melalui program SALIMA, Bidan Yeyen berharap dapat merangkul semua remaja putri di daerahnya untuk aktif menjaga kesehatan, seperti senam bersama, pemeriksaan rutin bersama, dan edukasi gizi secara berkala.


Dalam kegiatan tersebut peserta edukasi juga memperagakan bagaimana cara konsumsi kental manis yang benar, yaitu bukan untuk diseduh sebagai minuman susu, namun hanya untuk topping makanan dan minuman. 




Jika kental manis diberikan pada bayi dan anak sebagai minuman susu maka akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Mungkin masalah kesehatannya belum terlihat sekarang tapi di masa depan bisa menjadi masalah dan menghambatnya untuk bekerja. Masalah kesehatan yang banyak ditemui adalah stunting, diabetes dan obesitas.


Stunting menjadi masalah kesehatan yang perlu dicegah sejak dini. Adapun beberapa cara untuk mengatasi stunting pada anak diantaranya :

 

- Memberikan ASI ekslusif pada bayi hingga berusia 6 bulan.

- Memantau perkembangan anak dan membawa ke posyandu secara berkala.

- Mengkonsumsi secara rutin Tablet Tambah Darah (TTD).

- Memberikan MPASI yang bergizi dan kaya protein hewani untuk bayi berusia di atas 6 bulan.

- Imunisasi rutin.

- Menjaga perilaku hidup bersih dan sehat.

 


Memberikan ASI eksklusif adalah bekal terbaik bagi buah hati. Jika ada masalah dalam ASI maka jangan ragu untuk konsultasi dengan Bidan. Jangan malu, jangan takut, dan jangan mengambil langkah solusi sendiri tanpa memperhatikan dampaknya. Jangan juga langsung tiba-tiba diberikan kental manis sebagai pengganti ASI karena khawatir bayi lapar tidak minum susu. Segera konsultasi, InsyaAllah akan segera ada solusi.

 

Perjalanan blusukan kemarin memberi banyak pengalaman, pelajaran serta semangat baru kepada saya untuk bisa mempersiapkan diri lagi menjadi orang tua. Bukan hal mudah, namun juga bukan hal yang sulit. Semua bisa dipersiapkan, dipelajari dan dipahami asal kita mau belajar membekali diri dengan berbagai ilmu pengetahuan termasuk kesehatan yang sangat penting bagi masa depan keluarga. Iya, masa depan generasi penerus bangsa kelak. Semoga program Bidan Sahabat Ibu dan Anak menjadi “wadah” yang nyaman bagi masyarakat membuka pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.




Komentar

Postingan Populer

Follow Me

Instagram : @andini_harsono Facebook : www.facebook.com/andiniharsono Twitter : @andiniharsono Blog lainnya : www.mainjalan.com Email : andiniharsono@gmail.com