#SeGeRaKeRS Pertolongan Pertama Pada Pasien Stroke
Beragam penyakit tidak menular masih menjadi masalah kesehatan di
tengah kecanggihan teknologi dan perkembangan zaman ini. Salah satunya adalah
stroke. Selama ini selalu berpikir bahwa stroke hanya bisa menyerang untuk usia
tertentu saja. Nyatanya stroke bisa terjadi pada usia yang relatif muda.
Bagi saya stroke sudah tidak asing lagi karena salah satu orang tercinta
(keluarga) saya mengalaminya hingga beliau meninggal. Sehingga kurang lebih
saya paham betul bagaimana stroke terjadi dan bagaimana support keluarga sangat
penting untuk merawat pasien stroke.
Stroke bisa terjadi kepada siapa saja tanpa mengenal gender dan
usia. Penyakit tidak menular ini sebaiknya dicegah dan jangan sampai kita terkena
stroke. Memperingati Hari Stroke Sedunia 2022 pada tanggal 29 Oktober 2022,
Kementerian Kesehatan RI membuat rangkaian kegiatan dengan tema, “The Power of
Saving #PreciousTime.” dan tema Nasional “Setiap Menit Berharga, SeGeRa Ke RS.”
Salah satu kegiatannya yaitu Temu Blogger yang merupakan bagian
dari edukasi tentang stroke, bagaimana cara mencegahnya hingga menanganinya
jika tiba-tiba terjadi stroke.
Mengenal Stroke dan Apa Gejalanya?
Stroke adalah penyakit tidak menular bagian dari penyakit kardioserebrovaskular
atau penyakit di bagian pembuluh darah otak/arteri otak. Stroke digolongkan
dalam penyakit katastropik karena mempunyai dampak luas secara ekonomi dan
sosial. Berdasarkan data BPJS Kesehatan tahun 2021, biaya yang dikeluarkan
untuk penanganan stroke mencapai 1,91 T.
World Stroke Organization (WSO) tahun 2022 memperkirakan 2,2 juta
orang akan terkena stroke dan 6,5 juta diantaranya akan meninggal dunia. 1 dari
4 orang berusia lebih dari 25 tahun berisiko terkena stroke. Indonesia sendiri
mempunyai risiko 2 dari 1000 orang bisa terkena stroke setiap tahunnya. Jadi
meskipun stroke bukan penyakit yang menular tapi stroke bukan penyakit yang
bisa disepelekan.
Lalu bagaimana mengenali tanda-tanda gejala stroke? Mari kita
perhatikan keadaan seseorang yang mungkin saja bisa terjadi secara tiba-tiba.
Se = Senyumnya tidak simetris
Ge = Gerak pada sebagian tubuh tiba-tiba melemah
Ra = Bicara pelo atau tidak jelas
Ke = Kebas atau baal separuh tubuh
R = Rabun/pandangan mata tiba-tiba kabur
S = Sakit kepala hebat tiba-tiba muncul
Jika sudah mengalami hal itu maka jangan tunda untuk #SeGeRaKeRS
karena pertolongan pertama pada pasien stroke adalah segera membawanya ke rumah
sakit. Gejala awal pada stroke juga bisa terlihat dengan menurunnya kesadaran
pasien, sakit kepala hebat dan muntah tanpa didahului rasa mual. Maka sangat
penting untuk segera membawanya ke rumah sakit karena waktu penanganan ketika
gejala sudah muncul yaitu kurang dari 4,5 jam.
Menteri Kesehatan RI, Budi G. Sadikin menekankan bahwa kita jangan
sampai terkena stroke dan jika sudah ada gejalanya harus segera dibawa ke rumah
sakit. Manfaatkan 1 menit untuk #SeGeRaKeRS. Kemudian masyarakat jangan sungkan
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala terutama kadar gula,
kolesterol, dan darah tinggi. Pemeriksaan hingga obat-obatnya sudah ditanggung
BPJS.
Bagaimana Mencegah Stroke?
Menteri Kesehatan mempunyai pengalaman merawat pasien stroke dimana
Ibunya terkena stroke. Sehingga Pak Menteri sangat menganjurkan agar kita
bersama bisa mencegah terjadinya stroke.
Upaya sederhana yang bisa kita lakukan antara lain :
-
Ubah pola hidup menjadi lebih sehat
-
Konsumsi makanan bergizi seimbang
-
Olahraga rutin setidaknya 5x seminggu selama
30 menit
-
Kelola stress
-
Istirahat Cukup
- Perhatikan konsumsi Gula, Garam, dan Lemak
sesuai anjuran Permenkes Nomor 30 tahun 2013 tentang pencantuman Informasi
Gula, Garam, dan Lemak Serta Pesan Kesehatan pada Pangan Olahan dan Pangan Siap
Saji. Gula = 4 sendok makan per hari, Garam = 1 sendok teh per hari, dan Lemak
= 5 sendok makan per hari.
Sedangkan upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini
Kementerian Kesehatan RI antara lain :
Upaya promotif dengan kampanye CERDIK = Cek kesehatan rutin secara
berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin melakukan aktivitas fisik (olahraga), Diet
sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stress.
Upaya edukasi dengan melakukan kampanye #SeGeRaKeRS kepada
masyarakat. Edukasi tentang apa itu stroke dan bagaimana cara menanganinya jika
terjadi tiba-tiba diharapkan masyarakat dapat lebih memperhatikan kondisi
kesehatannya dan tidak menganggap enteng penyakit stroke ini.
Upaya preventif dengan cara deteksi dini. Pemeriksaan secara
berkala tekanan darah dan gula darah minimal satu tahun sekali. Perhatikan IMT
(tinggi dan berat badan). Jika sudah terkena hipertensi atau diabetes, maka
rutinlah periksa kesehatan satu bulan sekali dengan melakukan pemeriksaan
profil lemak dalam darah dan EKG sebagai bentuk preventif penyakit
kardiovaskular dan stroke.
Upaya kuratif dengan menguatkan pelayanan kesehatan. Pengembangan
jejaring pengampuan rumah sakit layanan stroke. Harapannya pada akhir tahun
2024 setidaknya setiap provinsi akan memiliki paling sedikit satu buah rumah
sakit tingkat utama atau madya dan sebagian setengah dari Kabupaten/kota punya
rumah sakit yang akan menjadi rujukan regional di sekitarnya.
Upaya rehabilitatif untuk mencegah disabilitas atau serangan ulang.
Rehabilitasi dilakukan oleh pada kader terlatih dan edukasi kepada keluarga
bagaimana cara merawat pasien stroke.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tetap menjaga kesehatan
fisik maupun mental agar terhindar dari berbagai macam penyakit. Lebih baik
mencegah daripada mengobati bukan? Semoga kita semua tetap sadar arti
pentingnya menjaga kesehatan dan senantiasa dikarunia kesehatan lahir dan
batin. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar