Peran Penting Guru Dan Orang Tua Dalam Edukasi Gizi Masyarakat
Masa
anak-anak adalah masa emas yang tak akan bisa terulang kembali. Masa emas ini
haruslah diberikan hal terbaik untuk mereka mulai dari pendidikan hingga asupan
gizi yang dikonsumsinya setiap hari. Saya ingat waktu kecil orang tua saya
sering bilang kalau tugas saya hanya belajar dan bermain. Dan alhamdulillah
masa kecil saya amat bahagia lengkap dengan gizi yang baik.
Anak-anak
memang sangat senang untuk bermain bahkan ketika di sekolah. Bermain adalah cara
belajar yang baik karena saat bermain inilah mereka terlibat secara aktif,
bermakna dan bersosialisasi. Masa ini adalah masa emas bagi seseorang yang akan
direkam dalam memorinya dan akan berpengaruh pada masa depannya. Nah, coba bayangkan
jika ada masalah kesehatan atau tumbuh kembangnya terhambat?
YAICI
dan Aisyiyah Muhammadiyah terus berupaya hadir di tengah masyarakat untuk
membantu mengedukasi gizi dengan berbagai media, salah satunya webinar dengan
Guru PAUD se-Indonesia. Guru sebagai ujung tombak edukasi kesehatan kepada
masyarakat khususnya orang tua murid dan juga sebagai contoh kepada
murid-muridnya memiliki peranan penting untuk mengajarkan anak-anak muridnya
konsumsi makanan sehat sedini mungkin.
Usia
dini merupakan periode sensitif bagi seseorang. Anak akan banyak belajar dengan
rasa ingin tahu yang tinggi maka pendidikan di lingkungan PAUD sangat penting
dan dirasa waktu yang tepat untuk mengedukasi gizi.
Menurut
dr. Chandrawaty, M.PD, Wakil Ketua Majelis Dikdasmen Aisyiyah, Dosen PG PAUD FKIP
Univ Muhammadiyah Prof. DR. Hamka ada 3 cara anak belajar yaitu :
Learning
by doing. Usia PAUD usia main dan berkembang. Pembelajaran dilakukan
dengan mengerjakan secara langsung. Sebagai contoh, anak berusaha pakai sepatu,
anak makan dan menghabiskan makanannya dalam piring, dan anak berusaha
membereskan mainannya. Masa ini peran orang tua sangat penting, sebaiknya orang
tua mengajarkannya dengan cara menyenangkan dan bersama-sama mengerjakannya.
Learning
by stimulating. Anak-anak belajar dengan stimulus yang tepat seperti
mengajarkan anak-anak untuk berkebun. Dengan berkebun anak-anak akan mengenal
makhluk hidup lain dan menumbuhkan rasa sayang serta kepeduliannya terhadap
lingkungan. Pada masa ini peran orang tua dan guru harus punya motivasi dan
turut melakukannya agar anak-anak bersemangat dan senang melakukannya.
Learning
by modelling. Anak-anak belajar dengan melihat contoh seperti
membuat juice bersama, bermain bola hingga membersihkan rumah bersama. Orang
tua memberikan contoh dan mengajak anak-anak untuk melakukannya. Apa yang diajarkan
di rumah tak jarang dia lakukan juga di sekolah, oleh karena itu orang tua dan
guru harus punya komunikasi yang baik.
Ditambahkan
oleh dr. Chandrawaty bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan yaitu Nature merupakan faktor yang dimiliki seseorang sejak
dalam kandungan (genetic – hereditas) dan Nurture yaitu faktor-faktor yang
berhubungan dengan lingkungan eksternal seperti pola asuh, nutrisi, stimulasi
pendidikan, sosial budaya, media massa, status sosial ekonomi, agama dan
sebagainya. Ada poin nutrisi di sana. Nah, seorang anak berhak mendapatkan
nutrisi yang baik dan fasilitas kesehatan yang baik juga.
Cegah Masalah
Kesehatan Di Masa Depan Dengan Gizi Seimbang
Seorang
anak dikatakan sehat jasmani yaitu tidak stunting dan tidak obesitas menurut Dr.
Piprim Basarah Yanuarso, S.pA (K), ketua umum PP IDAI. Cara yang paling mudah
dan sederhana adalah konsumsi makanan dengan gizi seimbang. Membiasakan sedini
mungkin makan makanan beraneka ragam, pola hidup bersih, pola hidup aktif,
olahraga dan pantau berat badan. Gizi seimbang yaa sudah bukan lagi 4 sehat 5
sempurna.
Gizi
seimbang yang terdiri dari makanan pokok (nasi, kentang, jagung, mie, roti dan
sebagainya), sayur, buah, lauk yang terdiri dari protein nabati dan hewani
serta minum air minimal 8 gelas atau 2 liter setiap hari. Lalu susu ada dimana? Susu merupakan protein hewani selain ayam, ikan dan telur. Jika anak-anak diberikan susu haruslah susu anak yang mengandung berbagai macam nutrisi. Banyak orang tua yang masih
beranggapan bahwa jika anaknya sudah minum susu berarti anaknya sudah kenyang
alias sudah makan, padahal itu salah. Anak harus makan dengan benar bukan
diberikan susu terus menerus supaya kenyang. Apalagi susunya susu kental manis
yang sejatinya memang bukan susu.
Sebagai
orang tua harus bersedia terus memperkaya diri dengan berbagai ilmu termasuk
gizi untuk anak-anaknya. Penggunaan susu yang benar untuk anak, berikan anak makanan
dengan gizi seimbang dan menjadi contoh untuk menjalani pola hidup sehat dan
bersih.
Dengan
gizi seimbang dan memilih susu yang tepat untuk anak akan mencegah stunting
serta penyakit lainnya seperti diabetes. Sayangnya masih sering dijumpai orang
tua yang memberikan kental manis sebagai minuman susu kepada anak-anaknya
dengan anggapan bahwa kental manis adalah sumber gizi. Padahal kental manis itu
tinggi gula dan rendah gizi. Nah, informasi seperti ini harus terus digaungkan kepada
masyarakat luas melalui edukasi gizi kepada guru yang bisa menyampaikan kepada
anak-anak murid serta orang tuanya. Jadi guru merupakan sumber informasi gizi.
Ajarkan Anak Pola
Hidup Sehat Melalui Dongeng
Berbagi
pengalaman dalam mengajarkan anak-anaknya pola hidup sehat sedini mungkin
dengan mengajarkan makan sayur, Kak Awam Prakoso, pendiri Kampung Dongeng
Indonesia memotivasi para guru dan orang tua pun bisa melakukan hal sama mengajarkannya
dengan cara mendongeng atau story telling. Tidak perlu mengadakan alat peraga
yang susah, cukup temukan apa saja yang ada di sekitar. Dengarkan dan ajak
anak-anak ngobrol santai akan membantu membentuk kedekatan komunikasi antara si
anak dan orang tua.
Nah
metode ini boleh juga dicoba untuk para guru dan orang tua supaya belajar dan
bermainnya lebih menyenangkan. Ada banyak literasi yang bisa membantu kita dalam
memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Sadar dengan kita memberikan sesuatu yang
baik dan bermanfaat untuk diri merupakan tanda mencintai diri sendiri. Dan jika
kita sayang terhadap keluarga maka kita akan terus berusaha memberikan yang
terbaik untuk mereka. Kenapa tidak kita mulai dari berikan makanan yang bergizi
untuk mereka?
Komentar
Posting Komentar