Sadar Literasi Bisa Menjadi Solusi Masalah Gizi


 

Masih lekat dalam ingatan ketika masa kecil saya sering mendengar cerita dongeng sebelum tidur yang dibacakan oleh Mama dari buku dongeng anak-anak kala itu. Mulai dari kisah Si Kancil Nyolong Timun, sampai Si Komo. Saya juga suka membaca dongeng dari Majalah Bobo dan mulai menyukai dongengnya Kak Ria Enes dengan boneka tersayangnya, Susan. Pesan yang disampaikan mudah banget diingat hingga sekarang.

 

Beranjak dewasa saya jarang sekali mendengar dongeng lagi. Namun, seakan mengulang memori masa kecil, minggu lalu saya kembali mendengar dongeng dari kawan-kawan Kampung Dongeng melalui acara “Kami Sadar Gizi, Siap Bersaing di Era Globalisasi” yang berkolaborasi dengan YAICI (Yayasan Abipraya Insan Cendekia Indonesia dimana selama ini Lembaga non profit ini fokus di bidang kesehatan, pendidikan dan lingkungan.

 

Kegiatan ini bertujuan mengajak masyarakat luas untuk lebih sadar gizi. Para orang tua dan calon orang tua harus siap memberikan gizi yang baik untuk anak-anaknya, salah satu caranya adalah memperkaya literasi tentang gizi.

Sadar Literasi Bisa Menjadi Solusi Masalah Gizi

Kang Maman Suherman yang sebagai penulis dan pegiat literasi menyampaikan bahwa menurut Kemenkes tahun 2019 27,6% dari seluruh balita masih berstatus kekurangan gizi. Indonesia juga punya masalah kesehatan yang sampai saat ini masih dihadapi yaitu stunting dan obesitas. Ujung tombaknya ada di para orang tua untuk bisa mengubah gaya hidup lebih sehat dan sadar gizi. Membiasakan diri untuk membaca dengan baik dan memahaminya akan membantu menyelesaikan masalah kesehatan tersebut. 



Sederhananya, mulai saat ini mari biasakan baca label pada makanan atau minuman kemasan agar kita tahu kandungan gizi di dalamnya, seperti kental manis yang memiliki kandungan gula sekitar 40 – 50% maka sebaiknya jangan dijadikan minuman susu (pengganti susu) diberikan kepada bayi/balita/anak-anak. Bayangkan kalau kental manis diminum setiap hari bahkan 2 hingga 3 kali dalam sehari, berapa banyak gula yang dikonsumsi? Terlalu banyak konsumsi gula akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Diabetes dan obesitas yang sudah menjadi masalah kesehatan berbagai kalangan salah satu penyebabnya adalah kurangnya sadar gizi.

 

dr. Meita Rahmawati sepakat dengan Kang Maman bahwa literasi gizi merupakan bagian dari edukasi gizi yang sebaiknya dilakukan sejak dini. Sebagai contoh, edukasi gizi bisa diberikan kepada para remaja putri atau calon orang tua agar menyadari betapa pentingnya gizi yang akan diberikan kepada anak-anaknya kelak, bahkan gizi terhadap dirinya sendiri sebagai calon Ibu yang melahirkan.

 

dr. Meita menjelaskan bahwa menerapkan hidup sehat tidaklah sulit. Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang setiap hari adalah hal baik untuk memenuhi kebutuhan gizi pada diri seseorang. Isi piringku cara paling mudah. Setiap makan, terapkan isi piringku yaitu setengah piring berisi karbohidrat dan lauk pauk (protein), dan setengah piringnya lagi berisi buah dan sayur (vitamin, mineral, zinc dll). Lalu bisa tambahkan susu sebagai pelengkap gizi. dr. Meita juga mengingatkan bahwa kental manis bukan susu, silakan konsumsi kental manis dengan benar yaitu sebagai toping makanan, itupun harus dibatasi karena kandungan gulanya yang tinggi.



YAICI yang diwakili oleh Ketua Harian, Arief Hidayat memaparkan bahwa YAICI akan terus mendorong masyarakat untuk lebih sadar gizi. YAICI juga sebagai media komunikasi terhadap masyarakat tentang literasi gizi, salah satunya dengan berkolaborasi dengan Kampung Dongeng. Hal ini dirasa cukup efektif menyebarkan berita baik tentang gizi melalui dongeng yang disampaikan oleh kawan-kawan pendongeng. Jadi sejak kecil sudah sadar betapa pentingnya konsumsi makanan sehat bergizi.

 

Awan Prakoso mewakili Kampung Dongeng menyambut baik kolaborasi ini. Para pendongeng memerlukan literasi yang kaya untuk materi dongeng yang akan disampaikan. Dengan adanya literasi gizi, kawan-kawan pendongeng bisa turut mengedukasi gizi kepada anak-anak. Harapannya, akan diingat oleh mereka dan bisa mendorong mereka makan makanan sehat.



Kolaborasi yang pas menurut saya. Literasi sangat penting untuk membuka jendela informasi dan beragam ilmu dalam hidup. Kalau kata Kang Maman, dengan literasi akan mudah memahami apa yang tersirat dari yang tersurat. Mengubah pola hidup sehat merupakan langkah baik untuk menyiapkan generasi emas yang siap bersaing di masa mendatang.

Komentar

Postingan Populer

Follow Me

Instagram : @andini_harsono Facebook : www.facebook.com/andiniharsono Twitter : @andiniharsono Blog lainnya : www.mainjalan.com Email : andiniharsono@gmail.com