Pentingnya Literasi Gizi Untuk Masa Depan Bangsa
Menjadi
orang tua bukan hal yang mudah. Tentu saja. Bukan cuma soal mikirin biayain
sekolah anak-anak tapi yang terpenting adalah bagaimana memberikan nutrisi yang
baik untuk mereka sebagai langkah awal tanggung jawab kita sebagai orang tua. Golden
period anak harus diperhatikan mengingat masa ini anak sedang mengalami
pertumbuhan otak yang begitu pesat. Faktor penunjang pertumbuhan anak seperti
asupan nutrisi dan pendidikan awal penting untuk persiapkan. Sebagai orang tua
kita sudah harus memperhatikan gizi anak sejak dalam kandungan.
Selain
itu, pendidikan tentang gizi sebaiknya diberikan pada anak sedini mungkin.
Peran orang tua/keluarga sebagai lingkaran terdekat sangatlah penting. Kemudian
peran guru juga sangat penting dalam memberikan edukasi gizi demi menentukan
masa depan mereka.
Asupan
nutrisi anak berkaitan erat dengan penerapan pola makan dan hidup bersih serta
sehat sejak dini. Masalah kesehatan yang masih saja menjadi bayang-bayang
pertumbuhan anak tidak bisa dipandang sebelah mata lagi. Stunting, obesitas,
diabetes dan gizi buruk menjadi tantangan kita sebagai orang tua untuk menyelamatkan
anak-anak kita dari masalah kesehatan tersebut. Anak-anak kita adalah anak-anak
bangsa yang harus kita jaga demi terciptanya generasi emas 2045.
Bagaimana
caranya memberi pemahaman kita (orang tua) dan tenaga pendidik mengenai asupan
nutrisi yang baik? Salah satu caranya yaitu meningkatkan literasi gizi.
Literasi
Gizi Untuk Masa Depan Bangsa
Literasi
gizi untuk para orang tua dan tenaga pendidik dirasa sungguh penting. Kenapa? Karena
dari orang tua dan tenaga pendidik, anak-anak jadi paham dan terlatih untuk
menerapkan hidup sehat.
Himpunan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) yang
menaungi ribuan guru PAUD di seluruh Indonesia merupakan satu organisasi yang potensial
untuk ambil bagian dalam peningkatan budaya literasi demi menciptakan masa
depan generasi emas 2045 yang gemilang.
Sebagai
contoh, ketika anak-anak berada di sekolah, guru memiliki tanggung jawab
seperti orang tua yaitu mengajarkan pola hidup sehat dan makanan sehat untuk
dikonsumsi. Termasuk memberi edukasi tentang minum susu yang baik. Saat ini
masih ada masyarakat kita yang memberikan susu bukan susu yaitu kental manis.
Kental
manis menjadi salah satu factor penyebab stunting, diabetes dan permasalah gizi
lainnya. Sedihnya, masih banyak orang tua yang memberikan kental manis sebagai
minuman susu sejak usia balita. Kebayang gak sih mereka memberikan minuman gula
untuk anak-anaknya yang bentuknya menyerupai susu. Sedih kan? :(
Selain
karena rasanya yang enak disukai oleh anak-anak, factor ekonomi dan pesan yang
disampaikan pada iklan kental manis juga menjadi alasan kenapa kental manis
masih dianggap sebagai minuman susu. Untuk itulah pentingnya literasi gizi agar
bisa membuka pengetahuan kita terkait makanan dan minuman yang baik untuk
dikonsumsi utamanya untuk anak-anak.
Literasi
Gizi Kita Masih Rendah
Seperti
yang kita ketahui belum semua masyarakat Indonesia memiliki kesadaran literasi.
Contoh mudahnya, jarang sekali seseorang ketika hendak membeli makanan atau
minuman kemasan membaca labelnya dulu. Membaca informasi gizi yang terkandung
di dalamnya bahkan sekedar membaca tanggal kedaluwarsa dan informasi produk
secara umum pun jarang dilakukan.
UNESCO
melaporkan, The Social and Economic Impact of Illiteracy mengatakan bahwa
tingkat literasi rendah mengakibatkan kehilangan atau penurunan produktivitas
dan tingginya beban biaya kesehatan dalam suatu negara. Sayangnya, Indonesia
saat ini masih tercatat sebagai Negara dengan literasi gizi masyarakat yang
rendah. Apabila masalah rendahnya literasi gizi ini tidak segera diatasi, maka beragam
masalah kesehatan akan terus terjadi di tengah masyarakat kita. Oleh karenanya
diperlukan peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam meningkatkan literasi
di Indonesia termasuk literasi gizi.
Mulai
sekarang mari biasakan diri untuk baca label dan informasi gizi pada makanan
atau minuman kemasan apalagi yang akan diberikan untuk anak-anak kita. Kemudian
sama-sama berbagi informasi mengenai kesehatan dan gizi. Jangan sungkan juga
untuk tanya ke sana sini dan lebih baiknya lagi konsultasi ke dokter atau bidan
agar gizi anak-anak kita terpenuhi sehingga segala macam permasalahan kesehatan
pada anak dapat kita hindari demi masa depannya.
Guru paud memiliki tanggung jawab sebagaimana orang tua di rumah saya rasa ini sangat bagus. Pengalaman saya saat kerja di Taiwan, anak paud kebanyakan mereka full day, seharian di sekolah. Memang diajarkan segala termasuk kebutuhan nutrisi keseharian nya. Jadi makanan mereka tanggung jawab pihak sekolah. Semoga di Indonesia perlahan bisa berlaku ya, supaya kecukupan gizi anak terpenuhi secara merata juga
BalasHapusTentang gizi anak nih harus tau dari sekarang ya. Biar nanti pas punya anak udah tau harus ngapain sejak awal, dalam urusan mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
BalasHapusLiterasi emang penting banget sih buat orang tua dan guru. Hal ini agar orang tua dan guru dapat memberikan yang terbaik untuk si kecil yang sedang tumbuh kembang. Semoga semakin banyak orang tua yang aware kalau kental manis bukan susu yaa teh dan nggak boleh diberikan ke balita!
BalasHapus