Aplikasi EMS Pertolongan Pertama Obati Pikun

Doc. Andini Harsono


Pikun biasanya akan terjadi pada para orang tua kita yang usianya sudah di atas 55 tahun. Saya ingat dulu masa Eyang puteri saya pensiun di usia mendekati 60 tahun, beliau sudah menunjukkan tanda-tanda kepikunan dengan ciri paling mudah ditandai yaitu dengan lupa meletakkan kacamata atau benda-benda pribadinya. Bahkan beliau sering menanyakan apakah dirinya sudah minum obat atau belum? Kebetulan beliau ada diabetes yang diharuskan minum obat secara teratur. Pada waktu itu belum ada istilah Alzheimer atau belum terlalu popular istilah ini. Hanya tahunya pikun karena sudah tua.

Apa itu pikun? Ketika seseorang butuh waktu lebih lama untuk mengingat atau lupa dengan apa yang mereka lakukan sebelumnya. Adalah menurunnya kemampuan untuk berpikir pada otak seseorang. Dalam dunia medis disebut Demensia yaitu penurunan fungsi otak seperti menurunnya daya ingat dan kecepatan berpikir serta berperilaku.

Bedanya dengan pelupa? Pikun terjadi karena fungsi kognitif menurun disertai gangguan aktivitas keseharian. Pikun bukanlah hal normal dalam proses penuaan dan dapat berisiko menjadi penyakit Demensia. Lebih dari 50 juta orang mengalami Demensia, dan Demensia Alzheimer yang terbanyak. Sayangnya masyarakat masih menganggap bahwa pikun merupakan penyakit biasa karena sudah tua.


Demensia Alzheimer harus kita cegah sekarang juga
Doc. Materi #ObatiPikun


Alzheimer memang biasanya terjadi karena proses penuaan tapi bukan berarti kita yang masih muda dapat meremehkannya. Kalau masih muda sudah ada gejala pelupa maka bisa disebabkan faktor lain. Maka dari itu penting bagi kita memperhatikan kesehatan terutama kesehatan otak sebagai fungsi penting tubuh.

Alzheimer (Demensia) belum ada obatnya, maka dari itu ad acara bagaimana kita bisa mencegah penyakit ini dengan mengenali gejalanya dan segera konsultasikan ke para ahli agar mendapatkan penanganan sedini mungkin. Berikut ini saya uraikan beberapa gejala pikun yang mudah dikenali pada kehidupan sehari-hari

  1. Sering lupa nama seseorang padahal sering bertemu, misalkan lupa nama anggota keluarga padahal setiap hari bertemu.
  2. Sering kesulitan menemukan kata yang tepat saat berbicara. Membutuhkan sekian waktu untuk mengutarakan apa yang ingin dikatakannya.
  3. Sering lupa pada hal-hal penting, misalkan hari, bulan, tahun bahkan lupa sudah mandi apa belum.
  4. Kehilangan minat untuk aktivitas sosial. Lebih sering berdiam diri di rumah dan menjadi pendiam bisa menjadi gejalanya.
  5. Tersesat bahkan untuk pulang ke rumah. Lupa jalan pulang ke rumah meskipun pergi tidak jauh dari rumahnya (pada lingkungannya sendiri).
  6. Sulit fokus dan salah membuat keputusan. 


Ilustrasi orang tua
Doc. Andini Harsono

Siapa yang Berisiko Terkena Alzheimer?

Usia lanjut, diabetes melitus yang tidak terkendali, hipertensi, stroke dan penyakit jantung coroner, kadar lemak tidak normal, obesitas, disfungsi thyroid, depresi, kekurangan vitamin B12, keturunan, merokok, kurang olahraga dan pengaruh obat-obatan.

Bagaimana Cara Untuk Mencegah Pikun?

Satu-satu cara agar tidak terjadi kepikunan dan gangguan fungsi otak lainnya adalah dengan menjaga otak tetap sehat. Sering melatih otak dengan baik, misalkan membaca, menulis, mengisi TTS atau menjawab soal. Hindari stress dan berpikir terlalu keras. Ubah gaya hidup menjadi lebih sehat dengan makan makanan sehat dan bergizi, olahraga, dan istirahat yang cukup.

Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia dan Obati Pikun

Tanggal 20 September 2020 kemarin telah diadakan Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia oleh PT Eisai Indonesia. Saya senang sekali bisa menjadi salah satu peserta festival ini yang diadakan secara virtual. Para ahli memaparkan tentang ap aitu Alzheimer dan bagaimana cara mencegahnya. Bekal yang luar biasa bagi saya agar lebih paham tentang penyakit ini.


Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia
Doc. Webinar #ObatiPikun


Mengingat Alzheimer belum ada obatnya, maka sebaiknya kita mencegah agar tidak terjadi Alzheimer pada diri kita sendiri dan juga orang-orang tersayang di sekitar kita. Salah satu upaya pencegahannya yaitu dengan download aplikasi EMS (E-Memory Screening). EMS merupakan alat deteksi dini demensia yang menggunakan ADB-INA, direktori dokter spesialis neurologis dan rumah sakit serta artikel dementia. EMS milik PERDOSSI yang disupport oleh PT Eisai Indonesia (PTEI)

E-Memory Screening merupakan aplikasi di smartphone karya anak bangsa untuk menanggulangi demensia. Ada 3 hal penting pada aplikasi EMS yaitu edukasi informasi terpercaya, tes skrining pikun yang terpercaya, dan direktori rujukan ahli terpercaya. 

Aplikasi EMS

Setelah download aplikasi EMS maka kita diminta untuk mendaftar terlebih dahulu menggunakan email. Setelah itu akan ada email verifikasi untuk mengaktifkan akun. Kemudian setelah berhasil login, maka kita bisa mulai mengecek apakah ada tanda-tanda Alzheimer pada diri kita dengan menjawab beberapa pertanyaan. Namun, ingat, mengisi pertanyaannya harus jujur karena hasilnya akan menunjukkan kita ada gejala Alzheimer atau tidak. Hasil akhir akan tampil berupa angka, jika angka lebih dari 3 maka akan disarankan untuk segera berkonsultasi dengan para ahli di rumah sakit yang direkomendasikan pada aplikasi sesuai dengan alamat kita. Rumah sakit terdekat hingga radius 50 km dari tempat tinggal kita. Dengan demikian maka akan mendapatkan penanganan dini apabila ada gejala Alzheimer.

Hasil pemeriksaan saya melalui EMS

Aplikasi EMS ini gratis dan sudah bisa di-download melalui Play Store. Saya sudah mengecek kondisi dan alhamdulillah hasilnya 0 dimana saya masih sehat ingatannya. Namun bukan berarti saya lalai dan menjadi tidak peduli. Mumpung masih muda, saatnya kita menjaga hidup lebih sehat lagi dan terus berpikir positif serta tetap produktif dalam segala situasi. Salam sehat untuk kita semua :)

Komentar

Postingan Populer

Follow Me

Instagram : @andini_harsono Facebook : www.facebook.com/andiniharsono Twitter : @andiniharsono Blog lainnya : www.mainjalan.com Email : andiniharsono@gmail.com