Cegah Stunting Itu Penting

Cegah Stunting Itu Penting
Doc : Andini Harsono

Indonesia akan mengalami bonus demografi pada tahun 2025-2030 dan mencapai puncaknya pada tahun 2045. Bonus demografi ditandai dengan meningkatkan proporsi penduduk usia kerja. Diperkirakan, pada tahun 2045 ada sebanyak 70 persen dari total jumlah penduduk Indonesia berusia produktif (usia 15 – 64 tahun). Sisanya sebanyak 30 persen adalah penduduk tidak produktif (usia di bawah 14 – di atas 65 tahun). Dengan jumlah usia produktif mencapai 70 persen, maka beban tanggungan dari penduduk usia produktif menurun atau menjadi rendah, yakni antara 0,4-0,5 persen.

Anak-anak dan remaja saat ini akan memasuki usia produktif pada tahun 2045 yang harus kita jaga kesehatannya. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah masih ada kasus gizi buruk dan juga stunting. Belum lagi penyakit tidak menular yang sudah ada pada riwayat kesehatan anak-anak dan remaja saat ini. Hal ini harus kita antisipasi sebaik mungkin dengan memperbaiki pemberian asupan makanan untuk mereka.

Bonus Demografi
Doc. Salman Biroe


Berdasarkan data yang dirilis oleh Double Burden of Diseases & WHO NCD Country Profile pada 2014, menunjukkan bahwa angka kematian karena PTM meningkat drastic. Jika pada tahun 1990 angka kematian akibat PTM baru mencapai 58%, pada tahun 2014 naik menjadi 71%.

Masalah kesehatan lainnya yang harus diperhatikan adalah stunting. Apa itu stunting?

Stunting atau gagal tumbuh adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 hari pertama kehidupannya. Anak stunting cenderung lebih pendek disbanding anak seusianya. Sedihnya, stunting di Indonesia tidak hanya terjadi pada anak dari keluarga kurang mampu, akan tetapi juga terjadi pada anak dari keluarga yang mampu.

Apa dampak anak mengalami stunting? Anak akan mengalami perkembangan otak dan kecerdasan yang terganggu sehingga berdampak pada menurunnya prestasi belajar. Gangguan pertumbuhan fisik sehingga menurunnya kekebalan tubuh, dan juga mengalami gangguan metabolism dalam tubuh mengakibatkan risiko tinggi munculnya penyakit kencing manis, kegemukan, penyakit jantung, dan pembuluh darah. Penyakit-penyakit lainnya seperti stroke, kanker dan disabilitas bisa juga terjadi pada usia tua. Anak stunting juga mudah sakit dan tumbuh dengan postur tubuh tidak maksimal.

Tentunya akan sangat berdampak pada saat dia dewasa. Dia akan sulit mendapatkan pekerjaan, sulit bergaul karena mengalami penurunan kepercayaan diri dan dampak-dampak sosial lainnya. Otomatis jika rakyat Indonesia banyak yang mengalami stunting, pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan menurun dan Negara akan menjadi statis tidak berkembang. Hal seperti ini harus kita cegah dan kita perbaiki bersama.

YAICI dan PP Aisyiyah
Doc. Salman Biroe


Pemerintah telah menyiapkan strategi-strategi dalam menurunkan dan mencegah stunting. Salah satunya melalui kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku. Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) mendukung penuh upaya pemerintah dalam  kampanye tersebut dengan menggelar berbagai kegiatan baik di Jakarta maupun di daerah.

YAICI juga bekerjasama dengan PP Aisyiyah dalam menyuarakan kampanye hidup sehat. PP Aisyiyah memiliki GRASS (Gerakan Aisyiyah Sehat) yang aktif memberikan dukungan kepada pemerintah dalam mengkampanyekan hidup sehat dan menanggulangi 5 masalah kesehatan utama, salah satunya masalah gizi dan stunting.

Ada 3 komponen penting dalam penanggulangan stunting yaitu :

Pola Asuh : pola asuh yang kurang tepat dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Calon Ibu harus bersedia mempelajari pola asuh pada anak yang baik sedini mungkin.

Pola Makan : rendahnya asupan gizi dan status kesehatan pada 1000 hari pertama sejak bayi dalam kandungan sampai umur 2 tahun.

Sanitasi : faktor kesehatan lingkungan seperti akses air bersih dan sanitasi layak serta pengelolaan sampah juga berhubungan erat dengan kejadian infeksi penyakit menular pada anak.

Stunting dipengaruhi oleh aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik alam praktek pemberian makan bagi bayi dan balita.

Sebaiknya para Ibu memperhatikan hal ini :

Calon Ibu harus memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, serta memeriksakan kandungan 4x selama kehamilan.

Bersalin di fasilitas kesehatan.

Inisiasi menyusu dini (MD) dan berupayalah agar bayi mendapat colostrum air susu ibu (ASI).

Berikan hanya ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan dan dilanjutkan sampai usia 2 tahun, namun berikan juga makanan pendamping ASI.

Pantau tumbuh kembang batuta ke Posyandu setiap bulan.

Imunisasi anak untuk mendapatkan kekebalan dari penyakit berbahaya.

Pemberian asupan makanan dan minuman dengan gizi yang seimbang sesuai isi piringku dapat menurunkan dan mencegah stunting terjadi, serta berbagai penyakit lainnya. Minum susu yang benar-benar susu, bukan susu kental manis (SKM) pada anak. Karena SKM itu bukan susu untuk diminum anak-anak, SKM sebaiknya dikonsumsi hanya untuk topping makanan dan minuman, seperti campuran pada kue, topping es buah dan martabak.

Mencegah stunting dan penyakit lainnya pada anak merupakan kewajiban kita sebagai orang tua untuk mereka. Anak-anak dan remaja saat ini adalah masa depan bangsa. Jika masyarakat Indonesia hidup sehat, maka Indonesia akan semakin kuat. Mari kita senantiasa upayakan menjaga kesehatan keluarga dengan terapkan hidup sehat sesuai GERMAS.

Komentar

Postingan Populer

Follow Me

Instagram : @andini_harsono Facebook : www.facebook.com/andiniharsono Twitter : @andiniharsono Blog lainnya : www.mainjalan.com Email : andiniharsono@gmail.com