Macao Yang Tak Terlupakan
Macao Yang Tak Terlupakan Doc. Andini Harsono |
Sebagai seorang pecinta traveling, saya merasa lebih tertantang ketika harus melakukan
perjalanan ke luar negeri. Bukan tidak ingin keliling Indonesia, tapi kalau traveling ke luar negeri itu
tantangannya beda, seperti saya harus benar-benar bisa menghitung biaya hidup
selama saya di sana, jangan sampai di sana kekurangan uang dan kesusahan.
Selain itu, melatih saya supaya lebih berani dan juga menambah teman baru dari
berbagai Negara.
Salah satu target hidup saya adalah menambah
satu Negara untuk dikunjungi dalam waktu satu tahun, dan Macao merupakan Negara
ke-sepuluh saya dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini.
Berawal dari hunting tiket murah Jakarta - Hong Kong - Jakarta lalu saya mengatakan
kepada kawan jalan waktu itu bahwa saya ingin ke Macao, mengingat Macao
merupakan salah satu Negara di Asia yang ingin sekali saya kunjungi sejak lama.
Entah mengapa pesona Macao menjadi daya tarik sendiri bagi saya. Macao
mencerminkan integrasi budaya Cina, Barat dan Portugis. Selain penuh dengan
cerita sejarahnya, bangunan-bangunan bersejarah, Macao juga memiliki
kawasan-kawasan megah yang mengagumkan.
Jalan Kaki di sepanjang Trotoar Doc. Andini Harsono |
Setelah mengumpulkan cukup informasi, kami
akhirnya pergi ke Macao menggunakan kapal ferry dari Hong Kong. Tadinya kami
ingin memesan tiket kapal ferry melalui situs online yang tersedia namun kami pikir-pikir lebih baik kami datang
ke loketnya langsung sehari sebelum keberangkatan guna memastikan apakah masih
ada kursi tersedia mengingat waktu itu merupakan hari libur mereka.
Tiket TurboJet Hong Kong - Macao - Hong Kong
telah berhasil kami beli seharga kurang lebih bila dihitung kurs HKD 137 untuk
berdua. Kami mengambil keberangkatan pukul 07.00 dan kembali pukul 21.30 waktu
setempat. Saya menyarankan bagi teman-teman yang ingin berkunjung ke Macao dari
Hong Kong dan pulang pergi sebaiknya langsung membeli tiket pulang pergi supaya
tidak kehabisan tiket dan bisa lebih mengatur waktu perjalanan selama di Macao
agar tidak terburu-buru.
Senado Square Doc. Andini Harsono |
Kemudian kami menukarkan mata uang Macao,
Pakata Macao hanya untuk berjaga-jaga karena ternyata di Macao bisa juga
menggunakan mata uang Dollar Hong Kong. Kami juga membeli beberapa perbekalan
untuk sarapan mengingat waktu keberangkatan pagi hari dan mulai meringkas
barang bawaan mengingat akan seharian berkeliling Macao jadi harus bawa
seminimalis mungkin.
Kami bersemangat sekali menuju Dermaga Hong
Kong menuju Macao. Saya menikmati perjalanan ini. TurboJet bagus, bersih dan
penumpangnya pun masuk dengan teratur. Saya duduk dekat jendela, sungguh
beruntung bisa duduk di sana. Sesampainya di Macao, kami memilih menggunakan shuttle bus gratis dari hotel-hotel yang
tersedia. Kami memilih hotel yang terdekat dengan tujuan wisata kami yaitu
Senado Square. Meskipun gak dekat-dekat amat, tapi dengan berjalan kaki
menyusuri kota ini menambah pengalaman baru. Sungguh menyenangkan.
Gang rumah dan toko sepi Doc. Andini Harsono |
Karena hari libur, maka banyak rumah-rumah
sepi, beberapa toko tutup kecuali di pusat-pusat berbelanjaan atau pusat turis.
Kami sangat bersemangat karena di sana trotoarnya rapi, asyik dan nyaman banget
buat jalan. Kemudian banyak kami temui taman-taman kota yang dilengkapi dengan play ground bagi anak-anak dan kami
duduk santai di sana sambil menikmati lalu lalang orang.
Dari Hotel Lisboa tempat kami turun menggunakan
shuttle bus, kami berjalan menyusuri
hingga menemukan Jardim de Sao Francisco. Menyusuri kembali jalanan hingga
akhirnya sampai di Senado Square yang menjadi ikon Macao. Kami berjalan menuju
St. Paul dan kami melihat laut dari atas sana. Wow sungguh-sungguh bikin
bahagia.
Sembari mencari makanan untuk santap siang, kami
mampir beli egg tart makanan khas Portugis seharga HKD 50 hemmm rasanya enak.
Di sepanjang jalan dari Senado Square hingga ke St. Paul juga terdapat deretan
toko yang menjual oleh-oleh khas Macao mulai dari makanan hingga pernak-pernik.
Di toko-toko ini banyak sample
makanan yang bisa dicicip dulu sebelum membeli.
Jalan menuju St. Paul sangat ramai Doc. Andini Harsono |
Makan siang kami tertuju pada Loulan Islam
Restaurant. Konon pemilik restoran ini masih berdarah Indonesia jadi makanannya
masih ada masakan Indonesia. Di Macao sendiri masih agak sulit menemukan
makanan halal, Loulan Islam adalah restoran yang mudah ditemui karena letaknya
tidak jauh dari Senado Square.
Menjelang sore tujuan kami ke Venetian.
Menggunakan transportasi lokal yaitu bus kota, kami dengan percaya diri naik.
Seperti halnya di Jakarta, pada jam-jam tertentu, bus kota di Macao juga penuh
penumpang. Setelah hampir satu jam berlalu, kawan saya sadar ternyata kami
salah naik bus. Harusnya kami naik di tujuan sebaliknya. Akhirnya saya
mengatakan lanjutkan saja sampai ujung atau tujuan akhir bus ini dan ternyata
kami sampai pada sebuah tempat seperti hunian penduduk dengan panorama laut.
Wow. So happy.
Di depan Parisian Hotel Doc. Andini Harsono |
Satu jam berlalu, kami pun sampai di Venetian. Kami masuk ke hotel megah, sungguh megah. Di sana terdapat kasino yang tersohor itu. Saya mengagumi bangunannya. Interior bergaya Eropa kuno terpampang nyata di sana. Kembali kami berjalan kaki menyusuri jalanan hotel. Sampai akhirnya kami harus segera menuju dermaga untuk kembali ke Hong Kong.
Kami menggunakan shuttle bus dari Parisian Hotel, busnya berwarna pink. Entah kenapa
saya merasa bahagia banget menaiki bus ini dan yang membuat saya takjub adalah
ketika melewati beberapa jembatan panjang yang menghubungkan satu pulau dengan
pulau lainnya. Sungguh indah.
Kalau teman-teman berencana ingin traveling ke Macao, pastikan kaki kuat
jalan sejauh mungkin, karena panorama bangunan bersejarah kota ini luar biasa.
Pergilah pada sekitar bulan Maret – Mei karena cuaca di sana sedang nyaman
untuk berjalan kaki. Bila ingin membeli minuman (air mineral) dan makanan
ringan, belilah di toko kelontong karena harganya lebih murah. Bila ingin naik
bus kota, siapkan recehan karena busnya tidak ada kondekturnya jadi begitu naik
harus langsung bayar, agar tidak repot meminta kembalian, maka siapkan saja
ongkos pas. Selain mengunjungi tempat-tempat wisata gratis di Macao,
teman-teman bisa juga menikmati beragam atraksi yang ditawarkan seperti Mast
Climb, Bungy Jump, SkyJump dan Skywalk X.
Duh rindunya jalan ke Macao Semoga suatu hari nanti bisa kembali ke Macao Doc. Andini Harsono |
Suatu hari nanti, saya akan kembali ke Macao.
Masih belum puas menikmati keindahan kota, jembatan penghubung yang besar dan
romantis di waktu malam, serta menikmati atraksi wisata di sana. Saya sih
penasaran dan ingin sekali menikmati Taipa Village. Sekarang beberapa maskapai
ada yang melayani rute Jakarta - Macao PP jadi lebih mudah tanpa harus transit
ke Hong Kong dulu.
Apakah teman-teman juga tertarik pergi ke
Macao? Yuk bareng saya. Sebelum ke sana, bisa cek-cek info lengkap seputar
keindahan Macao di https://jelajahmacao.com. Duh makin gak sabar untuk bisa balik ke sana.
Komentar
Posting Komentar