Belajar Sejarah Melalui Drama Kolosal Fatahillah
Fatahillah saat berperang melawan pasukan Portugis (Doc. Sarah) |
Belajar
sejarah bagi sebagian orang memang membosankan, termasuk saya. Waktu saya duduk
di bangku SMP dimana diminta memperdalam sejarah mulai dari masa kerajaan
hingga Indonesia merdeka adalah tantangan yang cukup berat. Pasalnya saya
pusing membaca buku-buku tebal ditambah guru yang bercerita panjang seakan
meninabobokan saya ketika di kelas. Namun, seiring bertambahnya umur, saya
menjadi tertarik belajar kembali tentang sejarah Indonesia. Saya menyesal, saya
melewatkan pelajaran sejarah ketika sekolah dulu dan kini saya harus mengulang
hampir seluruhnya.
Beruntung,
semakin kesini jaman sudah canggih. Saya tinggal ketika kata kunci dan google
mencarikan berbagai informasinya untuk saya. Akan tetapi saya lebih suka mencari
informasi dengan pakar sejarah atau mengunjungi langsung situs-situs sejarah
yang masih ada. Sejarah juga erat kaitannya dengan budaya, maka jika saya
sedang bepetualang, saya mengutamakan mengunjungi tempat-tempat yang mengandung
unsur sejarah dan budayanya. Dengan cara itulah, cerita-cerita tersebut akan
cepat nyantol di otak ketimbang berdiam diri di kamar membaca buku sejarah
(budaya) yang tebal-tebal.
Cara
lain yang paling saya gemari adalah pementasan seni yang menceritakan tentang
seorang tokoh (pahlawan) atau cerita tentang kerajaan seperti tentang Kerajaan
Majapahit atau Pajajaran. Dulu waktu
saya SD sekitar tahun 1999-2000an, ada program televisi yang hingga saat ini
tidak pernah saya lupa yaitu Ketoprak Humor. Dari sanalah saya menikmati
sejarah diceritakan.
Merindukan
pergelaran seni semacam itu dan seakan semesta menjawab kerinduan tersebut,
semalam (8 September 2019) saya berkesempatan hadir di pergelaran Drama Kolosal
Sejarah Fatahillah. Wow Fatahillah. Saya belum terlalu mengenal beliau selain
museum Fatahillah yang sudah puluhan kali saya kunjungi itu. Geregetnya lagi,
drama ini dikemas dengan lenong Betawi dan keroncong Betawi yang saya sukai.
Tanpa mengurangi makna cerita, pertunjukkan semalam sangat melekat di hati.
Fatahillah bersama Ratu Pembayun (Doc. Sarah) |
Melibatkan para aktor Betawi seperti Umar Lubis yang memerankan Fatahillah, Oding Siregar, Alvian dan A. Riyanto sebagai sutradara menunjukkan bahwa seni merupakan alat komunikasi paling asyik ketika menyampaikan cerita sejarah. Kemegahan panggung berlatar gedung museum Fatahillah dengan lighting super kece membuat pertunjukkan ini tidak membosankan. Belum lagi tari-tarian, kostum yang disesuaikan dan pendalaman para pemainnya. Oya ditambah music pengiringnya yang disajikan secara langsung mendapat gereget.
Angan
saya melayang jauh ke masa 1521-1527 saat Pangeran Fatahillah kembali dari
timur tengah tempat belajar ilmu agama dan tasauf kemudian beliau kembali
pulang ke tanah air untuk merebut Sunda Kelapa dari tangan Portugis. Dengan
meminta restu 9 wali dan meminta dukungan dari Demak, Cirebon dan Banten,
Fatahillah berhasil merebut Sunda Kelapa kembali pada tanggal 22 Juni 1527 dan
mengubah namanya sebagai Jayakarta. Tanggal ini yang sampai sekarang dijadikan
peringatan hari jadi DKI Jakarta setiap tahunnya.
Portugis (Doc. Andini) |
Drama
kolosal yang berdurasi lebih dari 60 menit ini, membuat saya takjub dengan
bergerakan tarian-tarian yang bercerita. Drama ini semakin menunjukkan
totalitasnya dengan menghadirkan 2 ekor kuda sebagai kendaraan Fatahillah dan Jenderal
Portugis.
Indonesia
yang kaya akan adat istiadat, budaya hingga cerita sejarah menarik banyak
wisatawan asing untuk mengetahuinya. Seperti semalam, saya melihat banyak
wisatawan asing yang turut menyaksikan drama kolosal ini. Belum lagi undangan
khusus dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta kepada
kedutaan-kedutaan serta komunitas international.
Lenong Betawi (Doc. Sarah) |
Acara
yang digelar seharian penuh di kawasan Kota Tua ini menyajikan icip-icip
kuliner Betawi, senam massal, pertunjukkan musik gambus, Betawi street fashion,
silat massal dan keroncong senja. Semoga Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI
Jakarta tidak berhenti sampai sini saja. Selain Fatahillah mungkin bisa
diangkat pula cerita si Pitung sebagai tokoh Betawi atau pada masa pemerintahan
VOC yang menduduki Batavia. Semoga. Semoga.
Suasana pada akhir Drama Kolosal (Doc. Sarah) |
Singkat kata untuk keuntungan luar biasa yang Anda bantu saya dapatkan hanya dalam seminggu dengan strategi opsi biner, maaf saya ragu pada awalnya, saya menginvestasikan $ 200 dan menghasilkan $ 2.500 hanya dalam satu minggu, dan terus berinvestasi lebih banyak, hari ini saya secara finansial berhasil, Anda dapat menghubungi dia melalui email: carlose78910@gmail.com
BalasHapusMelalui whatsapp: (+12166263236)
Saya menyarankan Anda tidak perlu ragu. Dia hebat.