Sudah Siapkah Ditanya 'Kapan'?

Let's Go MUDIK!
Design by Canva

Sudah siapkah ditanya ‘kapan’ saat mudik nanti? Momen mudik yang paling mengasyikan bagi saya yaitu ketika mendapatkan rentetan pertanyaan yang diawali dengan kata tanya ‘kapan’. Misalnya,

“Kapan nikah?”
“Kapan bawa calon pulang ke rumah?”
“Kapan punya rumah sendiri?”
“Kapan umroh?”
“Kapan punya mobil sendiri?”
“Kapan lanjut S2?” dan kapan-kapan-kapan lainnya

Kalau hal itu sudah terjadi maka mendadak otak saya jadi semakin kreatif. Prinsipnya, dibawa santai saja dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti di atas. Contoh jawaban saya ketika ditanya kapan,

“Kapan bawa calon pulang ke rumah?”
“InsyaALLAH bulan Agustus tahun 2019 Bude.”
“Kapan punya rumah sendiri?”
“InsyaALLAH tahun 2020 akhir Februari.”

Saya selalu menyebutkan waktu dan sudah terbukti jawaban tersebut membuat mereka yang bertanya mengalihkan pembicaraan, hehe. Saya juga sering balik bertanya atau mengalihkan pembicaraan ke hal-hal yang lebih ringan, seperti, kenapa masak rendang bukan opor? Kenapa pakai baju batik bukan baju putih saat sholat Ied? Dan pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya lebih gak penting untuk ditanyakan *lol.

Kemudian saya lebih sering menceritakan pengalaman selama hidup dan tinggal di Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang penuh dengan dinamika bahkan dramanya. Setelah itu, gantian saya tanya tentang kehidupan saudara, handai taulan, dan kawan-kawan ketika bertemu. Semua akan menjadi cair ketika saling bertukar cerita, tapi tak jarang mereka malah curhat ke saya hehe.

Jadi ketika ditanya ‘kapan’ jangan dibawa berat. Mereka bertanya seperti itu karena mereka perhatian dan peduli. Anggap pula mereka selalu mendoakan yang terbaik untuk kita dan apa yang belum terjadi akan segera terwujud.

Jangan juga karena males ditanya ‘kapan’ jadi gak jadi mudik hehe. Mudik itu asyik lho. Selain silaturahmi ke keluarga yang sehari-hari gak bareng kita, mudik adalah ajang untuk liburan, traveling. Mengunjungi kembali tempat-tempat kenangan masa kecil itu wow lho rasanya. Apalagi jaman sosial media, kita bisa berkontribusi dalam promosi pariwisata daerah tempat asal kita. Semakin banyak orang yang tahu keindahan suatu tempat, semakin banyak orang yang datang, maka semakin terbuka kesempatan untuk menaikan roda perekonomian lokal daerah tersebut. Apalagi kalau bisa mendapat kenalan baru, siapa tahu bisa nyambung, siapa tahu bisa... (teruskan sendiri *lol)

Pokoknya momen setahun sekali ini mari kita manfaatkan sebaik mungkin. Persiapkan diri untuk perjalanan mudik, persiapkan diri untuk menyambut hari yang fitri, dan persiapkan diri untuk memulai hidup baru setelah Idul Fitri. Waktu terasa semakin cepat berputar, gak ada lagi kata ‘nanti’, ‘nunggu’, ‘gimana nanti’, semua harus segera dikerjakan, segera diselesaikan. Gagal? Coba lagi. Jatuh? Bangkit lagi?. Hilang? Cari yang baru. Belum nemu? Terus mencari dan seterusnya. Never give up for your dreams guys. *mengepalkan tangan.

Saya beserta keluarga di Jakarta, Semarang dan Tasikmalaya mengucapkan selamat Idul Fitri 1440 H, mohon dimaafkan semua kesalahan kami selama ini. Semoga berkah ramadan dan makna Idul Fitri selalu ada disetiap hembusan nafas kita. Barakallah :)

Komentar

Postingan Populer

Follow Me

Instagram : @andini_harsono Facebook : www.facebook.com/andiniharsono Twitter : @andiniharsono Blog lainnya : www.mainjalan.com Email : andiniharsono@gmail.com