Pertemuan Singkat
created by Andini Harsono from canva.com |
Mengenalmu
adalah kebangkitan bagiku
Mengenalmu
adalah semangat baru bagiku
Panas
terik Ibukota membuat aku memutuskan untuk berteduh di sebuah coffee shop
tersohor di bilangan Sarinah. Sejak kecil aku memang kalah dengan panas
matahari yang terlampau terik. Pasti kepalaku langsung keliyengan.
Sembari
membuka laptop, aku menikmati segelas es cokelat dan sepotong kue keju. Setiap mampir
ke coffee shop, aku jarang memesan kopi. Ya memang aku sesungguhnya bukan
coffee lovers hehe..Jadi ya nikmati minuman yang lainnya aja.
Seperti
biasanya, tempat ini ramai dikunjungi orang-orang pecinta kopi plus nongkrong. Karena
tempatnya strategis jadi mereka sering menjadikan tempat ini lokasi meeting,
nongkrong-nongkrong atau kerja seperti aku. Jaman sudah canggih ada beberapa
pekerjaan yang bisa dikerjakan dimana aja dan kapan aja.
“Eh
eh sebentar lagi Reno mau datang. Katanya dia sudah dekat.” ucap perempuan A salah
satu anggota rombongan sekitar 20 orang atau lebih yang memblock hampir setengah
coffee shop ini.
“Iih
aku deg-degan. Ganteng abisan. Hahaha..” sahut perempuan B.
Sepanjang
mata memandang, rombongan itu nampaknya didominasi oleh kaum hawa. “Reno?” aku
bergumam sambil menyeruput es cokelatku.
“Eh
eh itu mobilnya. Bentar gue jemput di depan.” perempuan A bergegas menuju pintu
masuk.
Mendadak
terjadi kehebohan pada rombongan itu. Masing-masing sibuk menyiapkan ponselnya
dan merapihkan dandanannya. Selang beberapa menit, datang 2 orang yang dijemput
oleh perempuan A. Dan ternyata itu Reno Noviandi, dia. Oh My God, Reno.
Mataku
terbelalak besar, aku letakkan es cokelat yang baru aja kuseruput. “Benarkah
itu Reno Noviandi? Renoku?” gumamku sambil terus memandanginya yang berjalan
menuju ke rombongan itu dengan penuh senyuman.
“Hai
semua. Apa kabar?” sapa hangat Reno kepada mereka.
Dengan
segera aku membuka akun Instagramku dan mencari akunnya Reno. Aku mengiriminya
pesan dan menyatakan bahwa aku ada di belakangnya. “Oh My God,
semoga dia segera membacanya.” gumamku.
Aku
mendadak hilang konsentrasi. Aku lalu membuka channel Youtube dan memasang
headset agar terlihat sibuk. Entah apa yang terjadi, mendadak aku jadi
deg-degan. Jantungku berdetak hebat, keringatku mulai keluar satu per satu,
nafasku mulai pendek-pendek. Aku seperti terkena serangan masuk angin setelah
melihat Reno. Perasaanku makin tidak beraturan. Aku memejamkan mata, menarik
nafas perlahan lalu kulepaskan.
“Criing..”
ponselku berdering. Secepat kilat aku meraihnya.
“Hah
masa? Lu duduk dimana?” balasnya dengan bahasa selayaknya dahulu kala jaman kita masih
dekat.
“Tengoklah
ke belakang, aku berada di belakangmu sebelah kiri barisan ketiga.”
Sesegera
mungkin dia menengok ke arahku dan melemparkan senyuman.
“Ya
ampun. Oh Tuhan. Reno.” bisikku dalam hati.
“Gue
lagi nemuin fans gue, nanti gue ke meja lu ya.” balasnya lagi.
“My
God dia mau ke meja gue?” gumamku kaget.
Semakin
terasa kena masuk anginnya, keringat dingin bertambah banyak, jantung makin
tidak beraturan detaknya. Sungguh ini sesuatu yang tidak kupersiapkan
sebelumnya. Oh Tuhan apa rencana-Mu?
Beberapa
menit kemudian dia pamitan dari rombongan itu. Dia dan seorang kawannya nampak
datang menghampiriku.
“Hai
Ra apa kabar?” sapanya tepat di hadapanku.
“Reno
kabar baik. Kamu apa kabar? Ya ampun berapa tahun kita gak ketemu?” balasku
sambil cengengesan.
“Hahaha
berapa ya? Banyak deh. Oh ya kenalin ini Bams, manager gue.”
Kami
duduk berhadapan.
“Acara
apa tadi? Jumpa fans?” tanyaku sembari menggoda.
“Hahaha
iya semacam itulah. Kemarin mereka datang ke lokasi, cuma guenya capek jadi gak
gue temui. Akhirnya mereka mau bikin semacam gathering untuk kumpul-kumpul fanbase gue dan pengen minta
pendapat gue. Ya udah kebetulan gue ada di sekitaran sini, gue mampir bentar. Ya
gitu lah namanya juga fans harus dilayani. Hehehe. Eh malah ketemu lu di sini. Gimana?
Sibuk apa lu? Eh mana pacar lu? Siapa namanya dulu itu?” jelasnya panjang lebar
dan diakhiri dengan menanyakan soal Adi.
“Oh
itu, udah bubar hehe.. Aku sekarang lagi merintis usaha sendiri Ren. Iseng-iseng
nyoba-nyoba lah. Sama ya masih nulis-nulis gitu lah. Gila, aku bangga sama
kamu, udah jadi aktor sekarang yaa. Hehe..” ucapku sambil tepuk tangan.
“Halah
pake tepuk tangan hahaha. Ya semua karena ALLAH yang menuntun gue kerja keras
jadinya gini deh. Hah? Lu udah bubar sama yang dulu itu? Bukannya dulu lu cinta banget sama dia, hahaha. ya elah udah lama juga sih ya kita gak kontak-kontakan." goda Reno.
"Hayah gak ada kata cinta banget bagiku Ren hehe. Ya iyalah kamu sibuk banget dan sekarang udah jadi aktor jelas bedalah :D." sahutku sekenanya. Rupanya dia masih ingat soal kisah kasihku dulu bersama Adi yang menyebabkan kedekatan kami renggang.
"Oya, minggu depan gue ada event apa deh Bams yang di Senayan itu?”
"Hayah gak ada kata cinta banget bagiku Ren hehe. Ya iyalah kamu sibuk banget dan sekarang udah jadi aktor jelas bedalah :D." sahutku sekenanya. Rupanya dia masih ingat soal kisah kasihku dulu bersama Adi yang menyebabkan kedekatan kami renggang.
"Oya, minggu depan gue ada event apa deh Bams yang di Senayan itu?”
“Launching
handphone baru. Ceritanya, handphone ini ingin mengunggulkan fitur kameranya yang canggih dimana bisa dipakai di dalam air. Reno kan
suka snorkling dan diving, jadi nanti brand handphone ini akan endorse Reno untuk
ambil foto ketika snorkling atau diving. Reno bakal ditemenin sama pemenang kuis yang mereka
adain. Rencananya pengambilan gambarnya di Pulau Pahawang.” jelas Bams.
“Nah
iya gitu Ra. Lu dateng ya. Biar bisa ngobrol-ngobrol lagi kita, barang kali apa kek yang bisa kita kerjain bareng, ya gak? Nanti lu jadi tim gue aja biar gak bayar tiket masuk
hahaha.”
“Oh
okey hahaha baiklah. Sepertinya seru eventnya. Emang jaman sekarang apa lagi yang diunggulkan selain teknologi canggih bernama kamera yang nempel pada smartphone, apalagi semua orang sekarang lagi demam traveling. ” komentarku bernada setengah serius.
“Ya
udah bagi nomor hape lu, nanti biar lu bisa janjian sama Bams.” Reno dan Bams
mencatat nomor hapeku. Kita tukar-tukaran nomor hape.
“Ra
gue cabut dulu yak. Masih mau reading lagi, gue masih shooting soalnya. Film
pendek, hehe..” Reno bangkit dari duduknya.
“Okey
Ren, sukses yaa, InsyaAllah nanti aku datang ya ke Senayan. Hati-hati.” kataku sembari
mengulurkan tangan.
“Okey
Ra. Thanks ya. Sukses buat lu juga. Bye.” Reno dan Bams pamit.
Kupandangi
Reno hingga tubuhnya tidak terlihat mata lagi. Reno yang dulu kukenal masih sama
dengan Reno yang baru aja aku ketemu. Reno yang penuh semangat menjadikanku
semangat juga. Entah apa yang direncanakan Tuhan mengenai hal ini. Kekosonganku
tiba-tiba terisi dengan pertemuan singkatku dengan Reno. Mungkinkah bulir-bulir
cinta akan kembali menghinggapi hatiku?
Masih
seperti dulu, mengenal Reno adalah kebangkitan semangatku.
--
di antara terik matahari Ibukota
Maret 2018
bagus mba ceritanya.
BalasHapusdanisa butter cookies