Saya, Susu dan Hidup Sehat

4 Sehat 5 Sempurna
(dok. monitor.co.id)

Sejak kecil saya paling doyan minum susu. Bahkan minum susu menggunakan botol masih saya lakukan hingga duduk di Taman Kanak-kanak (hehe). Bangun tidur, mau tidur harus ada susu. Mama saya paling rajin untuk menyiapkan susu. Memang ya, kasih Ibu sepanjang masa.

Ketika sudah dewasa, saya masih mengkonsumsi susu sebagai menu sarapan. Meskipun tidak setiap hari karena saya selingi dengan teh di pagi hari. Susu yang saya konsumsi adalah susu bubuk coklat. Saya paling sebal kalau pulang kampung ke Tasik, Bapak saya mengganti susu bubuk coklat saya dengan susu kental manis rasa coklat. Rasanya jelas beda. Sangat manis dan eneg. Sejak itulah saya selalu bekal susu bubuk coklat sendiri kalau pulang ke rumah Bapak.

Memang telah tertanam di pikiran banyak orang bahwa susu kental manis adalah susu. Padahal kalau dibaca di labelnya, hanya sedikit kandungan susunya. Jadi lebih baik memang dikonsumsi sebagai topping makanan. Saya suka roti tawar dengan topping susu kental manis coklat, atau es buah dengan susu kental manis putih. Tapi ya konsumsinya tidak sering juga. Harus diimbangi dengan makanan sehat lainnya.

Kalau berbicara soal susu kental manis yang belakangan ini menjadi berdebatan publik, saya sih hanya menyimpulkan bahwa apapun yang kita konsumsi harus dipelajari dulu kandungannya. Apa yang kita makan harus sesuai dengan kondisi tubuh. Apa yang kita makan harus bermanfaat bagi kesehatan. Apalagi untuk makannya si kecil. Harus benar-benar ekstra hati-hati. Mama saya selalu berpesan, “Berikan yang terbaik untuk anak-anakmu kelak, karena Mama selalu memberikan kamu yang terbaik.”. Lagi-lagi peran Ibu sangat penting.

Saya sering temui di kampung saya, banyak anak yang minum susu kental manis sebagai minuman susu. Alasannya? Beragam. Mulai dari masalah harga hingga anak-anak sudah terlanjur doyan dan suka. Saya tergelitik oleh alasan “anak-anak sudah terlanjur suka.” Dalam hati saya berkata, “Ya bagaimana tidak suka kalau setiap hari diberikan minum itu.”

Jadi sebagai orang tua harus memberikan contoh makan yang baik dan benar. Kalau anak harus suka sayur dan buah maka orang tuanya harus suka juga. Tradisi makan bersama di pagi hari menjadi momen yang menyenangkan lho bagi Ibu yang bekerja. Sebelum beraktivitas, makan bareng dulu sambil cerita-cerita. Mendekatkan hubungan antara orang tua dan anak serta bisa memberi pengetahuan tentang makanan sehat. Orang tua juga harus rajin update tentang makanan sehat. Cerdas memilih makanan yang aman dikonsumsi buah hati hingga pada takarannya. Jangan sampai menimbulkan penyakit seperti obesitas dan karies gigi. Oya, penyakit diabetes itu bisa saja terjadi karena dari kecil suka mengkonsumsi yang manis-manis.

GERMAS
(dok. depkes.go.id)

Lagi-lagi saya ingat dengan program Pemerintah yaitu GERMAS. Konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik 30 menit sehari, dan memeriksakan kesehatan secara rutin adalah 3 (tiga) kegiatan utama untuk mengubah hidup sehat. Saya telah menjalaninya dalam setahun terakhir ini. Alhamdulillah kualitas hidup saya lebih baik. Saya jadi jarang sakit, tetap bugar, dan bisa lebih produktif (tidak lemas).

Sebagai konsumen, saya juga dituntut untuk lebih teliti membeli makanan siap saji atau makanan kaleng. Luangkan waktu sejenak untuk membaca label dengan baik dan browsing informasi jika masih belum jelas atau tanyakan kepada orang yang ahli atau yang telah lama mengkonsumsinya.

Aku Anak Sehat, Tubuhku Kuat
(dok. galih.biz)

Menjalani hidup sehat memang banyak banget godaannya. Tapi demi kelangsungan hidup yang lebih baik dan diharapkan panjang umur, mau tidak mau, suka tidak suka harus dijalani. Saya pun berkomitmen untuk terus berusaha menjalani hidup sehat. Apalagi ketika saya menjadi Ibu kelak. Buah hati saya akan saya jaga dengan baik asupan gizinya karena mereka adalah harapan bangsa ini, mereka adalah generasi penerus bangsa ini. Anak-anak cerdas akan menjadi generasi emas bangsa ini. Mari kita wujudkan bersama :)

Komentar

  1. Saya sudah lupa kapan saya mulai minum susu. Tapi manfaat susu saya terapkan pada dua cucu perempuan saya : Senandung 4 tahun, Seruni 8 bulan. Keduanya sudah tidak menyusu ke ibunya, tapi sudah beralih minum susu. Alhamdulillah keduanya tumbuh sehat, lincah dan cerdas. Itulah pengalaman saya dengan susu, bagaimana dengan Anda?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih telah mampir Bang Nur. Tolong kirim nomor HP melalui email andiniharsono@gmail.com untuk saya kirimkan tanda kasih :)

      Hapus
  2. Minum susu sehat ya, asalkan benar yang kandungan gizinya bukan susu yang banyak gulanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih telah mampir Bunda Rani. Tolong kirim nomor HP melalui email andiniharsono@gmail.com untuk saya kirimkan tanda kasih :)

      Hapus
  3. Aku banget nih, Mba. Sehari minum susu bisa 1 liter kalau di turutin :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kereenn.. terima kasih telah mampir. Tolong kirim nomor HP melalui email andiniharsono@gmail.com untuk saya kirimkan tanda kasih :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer

Follow Me

Instagram : @andini_harsono Facebook : www.facebook.com/andiniharsono Twitter : @andiniharsono Blog lainnya : www.mainjalan.com Email : andiniharsono@gmail.com