Suka Cita Menyambut Festival Panen Raya Nusantara 2017
Triawan Munaf dan Jusupta Tarigan Membuka dengan resmi Festival Panen Raya Nusantara 2017 (dok. panitia PARARA 2017) |
Taman
Menteng, Jakarta Pusat menjadi saksi berlangsungnya Festival Panen Raya
Nusantara 2017 (PARARA) dengan tema “Jaga
Tradisi, Rawat Bumi.” Sebanyak kurang lebih 85 komunitas lokal dari seluruh
nusantara berpartisipasi. Dengan desain booth
bambu-bambu membuat festival ini seakan berlangsung di sebuah desa.
Pengunjung
dapat mengenal beragam kearifan lokal nusantara yang sudah ada sejak dahulu dan
terbukti tidak merusak alam. Leluhur bangsa Indonesia dan komunitas adat sampai
sekarang mengambil sumber daya alam dengan memperhatikan keseimbangan dengan
alam dan daya dukungnya agar sumber daya alam tersebut tetap dan bisa dinikmati
oleh generasi di masa depan. Festival PARARA ini mengajak kita untuk kembali
mempraktekan menjaga tradisi serta merawat bumi untuk kelestarian sumber daya
alam dan kesejahteraan.
PARARA
resmi dibuka oleh Kepada Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Triawan Munaf tadi
malam dengan didampingi Ketua Konsorsium PARARA, Jusupta Tarigan. Triawan
mengingatkan agar komunitas segera mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)
atau Indicator Geographical (IG) supaya tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak
tidak bertanggung jawab.
Sambutan Triawan Munaf dalam pembukaan Festival PARARA 2017 (dok. panitia PARARA 2017) |
“PARARA
2017 adalah representasi dari ekonomi kreatif dari seluruh nusantara bisa
terbangun kalau kita mempunyai HAKI yang diandalkan. Produk-produk kreatif di
sini jika tidak dilindungi oleh HKI atau IG, dikhawatirkan akan diambil oleh
orang yang tidak berhak. Jangan lupa didaftarkan, sehingga produk yang
dikembangkan dapat terlindungi dan menjadi produk yang bernilai ekonomi. Itulah
artinya nilai tambah, value chain.” pesan
yang disampaikan Triawan pada sambutannya di hadapan komunitas dan pengunjung.
Festival
PARARA 2017 resmi dibuka secara simbolik dengan memukul Tifa oleh Triawan dan Jusupta.
Kemudian dilanjutkan dengan Tari Keiku Sagu dari Maluku yang menggambarkan
muda-mudi sedang bersuka cita karena sedang panen sagu. Lalu pengunjung dibagikan
panganan berbahan sagu sambil menikmati Tari Wor dari Papua.
Tari Wor - Papua (dok. Andini Harsono) |
Tari Keiku Sagu - Maluku (dok. panitia PARARA 2017) |
Festival PARARA 2017 (dok. Panitian PARARA 2017) |
Acara
tadi malam semakin meriah dengan penampilan Jamaica Cafe dengan musik etnik
yang menjadi ciri khasnya. Festival PARARA 2017 hingga Minggu, 15 Oktober 2017
menghadirkan produk-produk kewirausahaan dari berbagai komunitas dan masyarakat
adat. Hadir pula sesi seminar dan coaching
klinik dengan topik-topik menarik seputar kewirausahaan, management keuangan, industri kreatif dan workshop craft. Pecinta kopi harus hadir ini, karena ada sesi
cupping dan kompetisi aeropress. Selain itu juga ada ruang bermain anak dengan
permainan tradisional lokal yang kini sudah banyak dilupakan bahkan anak-anak
zaman sekarang banyak yang tidak mengenalnya.
Penampilan
AriReda, Sandrayati Fay, The Kaborang dan Oscar Lolang akan menambah hangat
suasana Festival PARARA 2017 ini. Masih ada waktu esok hari untuk menikmati
kearifan lokal nusantara melalui Festival Panen Raya Nusantara 2017.
Keren acaranya Mba. Semoga akan selalu ada festival seperti ini untuk melestarikan bumi dan menjaga tradisi Nusantara :)
BalasHapusSemoga festival ini diadakan juga ya diberbagai daerah lainya.
BalasHapusWahhhh acaranya menarik sekali , banyak informasi yang bisa kita dapat terutama mengenai kearifan lokal yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Semoga banyak anak muda yang mengunjungi Festival ini agar mereka bisa mengenal lebih dekat dan tahu berbagai ragam budaya, adat tradisi dan kuliner Nusantara.
BalasHapusmantap
BalasHapuskirim barang cepat sampai