Program Kita Sama Peduli Terhadap Masa Depan Autisma
Ferina Widodo, Saskhya Aulia Prima, M. Psi, Rani Karina Basri pada press conference Program Kita Sama (dok. Andini Harsono) |
Selama
ini mungkin kita berpikir bahwa apabila kita memiliki anak yang berkebutuhan
khusus (ABK) atau autisma adalah akhir dari segalanya. Jangan salah, anak-anak
spesial ini dilahirkan dengan spesial dan untuk orang tua yang spesial juga. Penyandang
autisma bukan tidak mungkin memiliki masa depan yang cerah. Ya sangat mungkin.
Mereka yang memiliki kebutuhan khusus ini biasanya lebih fokus, lebih teliti,
dan mahir dalam bidang seni. Masalahnya kebanyakan orang tua yang dihadiahi
seorang anak spesial ini justru malah mengutuk anak ini dan tidak berjuang agar
si anak dapat mandiri selayaknya anak yang dilahirkan secara normal.
Berbekal
dari kepedulian terhadap anak-anak berkebutuhan khusus dan untuk menyemangati
para orang tua dalam mendidik anak-anaknya maka Interface.BPN dan Optima Media
di bawah naungan Navaplus Group meluncurkan program Kita Sama yang terdiri dari
lomba foto bercerita dan lomba menggambar berwarna yang khusus untuk penyandang
autisma dan para kerabatnya. Sebagai agensi komunikasi dalam bidang media dan Community
Marketing, Interface.BPN dan Optima Media memiliki tujuan yaitu memberi manfaat
kepada sesama melalui kegiatan-kegiatan komunikasi. “Program Kita Sama menjadi
salah satu kegiatan yang ditujukan untuk menyebarkan pesan kepada masyarakat
luas bahwa anak berkebutuhan khusus memiliki kesempatan yang sama dengan anak
yang dilahirkan normal. Mereka dapat berprestasi seperti anak yang dilahirkan
normal bahkan mereka dapat menginspirasi anak-anak lainnya.” Jelas David Wibowo,
Presiden Direktur Navaplus Group.
Rani
Karina Basri selaku Community Marketing Director Interface.BPN menambahkan, “Kita
Sama merupakan kegiatan untuk dapat membentuk dan mengubah persepsi, baik
penyandang, orang tua, dan masyarakat bahwa anak autisma itu juga sejajar
dengan anak-anak yang normal.”. Melalui kegiatan pengembangan bakat dan
ketrampilan diharapkan dapat menumbuhkan rasa optimisme dan kepercayaan diri
bagi para penyandang autisma untuk menatap dunia. Program Kita Sama juga mendapatkan
banyak dukungan dari Yayasan Autisma Indonesia, Tiga Generasi, Peduli Autisme,
PT Indolakto (Indomilk), PT Hutchison Three, Artsphere, MNC Channels, IRIS
Indonesia, dan Pathfinder. Sedangkan untuk juri bidang seni lukisan adalah Maya
Sujatmiko yang sudah dikenal sebagai kurator dan konsultan seni dan juri
fotografi adalah Willy Yoh yang berprofesi sebagai dosen di UI dan juga pecinta
fotografi yang sudah pernah memenangkan berbagai macam lomba fotografi di dalam
maupun luar negeri.
Menurut
Saskhya Aulia Prima, M.Psi, Psikolog dari Tiga Generasi menjelaskan bahwa seni
merupakan salah satu penyaluran bagi anak penyandang autisma dalam menyalurkan
ekspresi pikiran dan perasaan mereka. Membantu mereka mengurangi stress dan
ketegangan sehari-hari. Membantu memberikan paparan lingkungan sosial, membantu
meningkatnya daya pengelolaan sensitivitas indera-indera mereka. Berdasarkan
penelitian Dr. Laurent Mottron (2011), bahwa otak anak penyandang autisma
itu sangat baik dalam kemampuan mengingat dan menganalisis pola suatu hal.
Mereka juga sangat fokus pada saat bekerja tanpa harus dipaksa, memiliki daya
kreatifitas tinggi, minat mereka yang spesifik dapat berkontribusi besar pada
produktifitas saat bekerja nanti. Tentunya dengan memberi kesempatan si anak mengembangkan
bakat dan minatnya di bidang seni, para orang tua akan lebih mudah mengarahkan
masa depannya nanti.
Pada
Press Conference peluncuran program Kita Sama dengan Lomba Gambar Berwarna dan
Lomba Foto Bercerita kemarin, dihadiri juga oleh Ferina Widodo yang memiliki
anak berkebutuhan khusus dimana saat ini sudah berusia 23 tahun dan berhasil
kuliah di salah satu Universitas Negeri di Indonesia serta Harris yang memiliki
anak berusia 22 tahun berkebutuhan khusus juga. Mereka bercerita jatuh bangun,
getir pilunya ketika mengetahui anak-anaknya menyandang autisma. Tapi hal itu
tidak membuat mereka menyerah. Anak-anaknya bisa menjadi contoh dan inspirasi
kita semua untuk bisa mengikuti jejak mereka untuk terus belajar.
Lalu
apa saja persyaratan lombanya?
Lomba
Menggambar Berwarna, syaratnya :
Anak-anak
penyandang autisma, usia maksimal 15 tahun
Media
lomba menggunakan kertas gambar dengan crayon
wax/lilin atau crayon oil pastel
Ukuran
kanvas wajib minimum 25x30 cm
Sedangkan
ukuran kertas gambar minimum A3, 200gr
Lomba
Foto Bercerita
Semua
WNI yang memiliki kerabat berkebutuhan khusus
Rangkaian
foto 3-6 foto dan setiap karya foto harus disertakan dengan cerita (caption) yang mengandung minimal 200
kata.
Masing-masing
karya pada masing-masing lomba dikirim melalui email ke programkitasama@gmail.com dan
melalui Instagram dengan menyertakan tagar #FOTOKITASAMA dan #GAMBARKITASAMA mention ke @programkitasama.
Pengumuman
pemenang pada Mei 2017 dan berhak mendapatkan hadiah berupa uang tunai, paket
dari Indomilk, paket dari Three, merchandising
lainnya dari paramitra.
Mantap :D
BalasHapusjaringan 4g di Indonesia Telkomsel
keren ka marcus kevin juara all england
BalasHapusmantap
BalasHapusdampak donor darah