 |
Jamu, Obat Tradisional diuji di BPOM
(dok. BPOM) |
Di
antara kita pasti sering membeli makanan kemasan, kosmetik, dan obat-obatan.
Mungkin sudah menjadi konsumsi harian. Seberapa sering Anda membaca label yang
tercantum pada kemasannya tersebut? Sudahkah ada sertifikasi dari BPOM? Bahkan sertifikasi
halal? Jangankan membaca label keseluruhan, kita pasti sering melewatkan untuk
memeriksa tanggal kadaluarsa dan kode produksinya. Karena beranggapan semua barang
yang dijual itu masih layak konsumsi. Mulai sekarang ubah paradigma ini yuk.
BPOM
(Badan Pengawas Obat dan Makanan) adalah lembaga pemerintah non kementerian
yang dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan obat
dan makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BPOM memiliki kewenangan untuk penetapan persyaratan penggunaan bahan tambahan
(zat aditif) tertentu untuk makanan dan penetapan pedoman pengawasan obat dan
makanan, penetapan pedoman penggunaan konservasi, pengembangan dan pengawasan
tanaman obat hingga pemberian izin dan pengawasan peredaran obat serta pengawasan
industri farmasi. Kewenangan tersebut sesuai dengan fungsi BPOM sebagai
pelaksana kebijakan tertentu di bidang pengawasan obat dan makanan.
 |
(dok. BPOM) |
Pada peringatan ulang
tahun BPOM yang ke-16 tahun, saya dan teman-teman blogger berkesempatan untuk
mengenal BPOM lebih dalam lagi. Kepala Biro Hukum dan Humas, Riati Anggriani, SH, MARS, M.Hum menjelaskan
dalam presentasinya bahwa BPOM siap menerima pengaduan dari masyarakat/konsumen
mengenai makanan, obat, dan kosmetik yang tidak jelas labelnya. Untuk itu, BPOM
mengajak seluruh masyarakat untuk teliti membaca label pada kemasan sebelum
membeli. Apakah ada sertifikasi BPOM, tanggal kadaluarsa hingga komposisi
bahannya. Apabila ada yang tidak jelas atau ragu silakan langsung kontak Halo
BPOM 1500533. Konsumen juga dapat melakukan pengaduan terkait makanan, obat dan
kosmetik berbahaya.
 |
Contact Center BPOM. dicatet yaa
(dok. BPOM) |
Terkait dengan izin peredaran makanan, obat dan kosmetik tersebut, BPOM
melakukan pengujian melalui Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional.
Pengujian ini dilakukan sebagai upaya melakukan perlindungan terhadap masyarakat
dengan mejamin makanan dan obat aman, bermanfaat dan bermutu dalam rangka meningkatkan
kesehatan masyarakat. Kepala Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN),
Drs. Tepy Usia, Apt, M.Phil, Phd menjelaskan bahwa BPOM sudah melakukan
tugasnya dengan sangat hati-hati. Namun diperlukan dukungan masyarakat untuk
bisa lebih cerdas sebelum konsumsi. Apabila ada makanan, obat, dan kosmetik
yang dianggap berbahaya, langsung lapor. Hal ini dilakukan sebagai upaya memperketat
peredaran industri makanan, obat dan kosmetik yang membahayakan kesehatan
masyarakat.
 |
(dok. BPOM) |
 |
(dok. BPOM) |
 |
(dok. BPOM) |
 |
(dok. BPOM) |
BPOM memiliki beberapa laboratorium diantaranya laboratorium bioteknologi,
laboratorium bahan baku pembanding, laboratorium kalibrasi, dan laboratorium
perhewanan. Kami diajak untuk berkunjung ke Laboratorium Obat Tradisional, Kosmetik
dan Produk Komplemen di lantai 1, Laboratorium Bidang Pangan di lantai 2,
Laboratorium Bidang Produk Terapeutik dan Bahan Berbahaya di lantai 3 dan Ruang
Kerja Contact Center Badan POM 1500533
Bapak Tepy juga menjelaskan
bahwa BPOM memiliki mobil laboratorium keliling untuk pengujian pangan.
Kebanyakan yang beredar di masyarakat adalah makanan berformalin. Bakso, mie
basah, tahu dan sebagainya rentan menggunakan formalin. Untuk itu BPOM sangat
ketat dan dilakukan pengujian secara rutin. BPOM sudah menggunakan alat canggih
bertaraf internasional dan dalam waktu tertentu alat-alat tersebut di kalibrasi
yakni proses verifikasi untuk menjaga akurasi alat ukur sesuai dengan rancangan
dan standarisasi.
 |
(dok. BPOM) |
 |
(dok. BPOM) |
 |
(dok. BPOM) |
 |
(dok. BPOM) |
Penelitian bukan hanya melihat pada bahan yang terkandung namun juga
takarannya sudah sesuai atau belum. Bahkan untuk diapers, kondom dan rokok juga
diuji disini. Apakah sudah sesuai dengan kebutuhan atau belum. Jamu dan obat
tradisional (herbal) juga diuji. Lama pengujiannya biasanya memakan waktu 3
hari kerja. Tentunya para penguji harus benar-benar teliti karena ini
menyangkut hajat hidup banyak orang. Lengah sedikit saja, bahaya bagi banyak
orang.
Untuk mendukung kerja BPOM,
marilah kita sebagai konsumen untuk lebih cerdas membaca label sebelum membeli.
Semua itu dilakukan untuk keamanan diri sendiri. Apabila ada yang kurang jelas
jangan sungkan untuk kontak BPOM. Konsumen harus lebih berani untuk bertindak
ketika menemukan bahan-bahan berbahaya untuk dikonsumsi yang dijual di pasaran.
BPOM (pemerintah) harus bergandengan tangan dengan masyarakat (konsumen) guna
mewujudkan Indonesia Sehat, Indonesia Cerdas dengan mengkonsumsi makanan, obat,
dan kosmetik yang aman.
 |
Andini Harsono Ketika di Halo BPOM
(dok. Andini Harsono) |
keren :D belajar food fotografi
BalasHapus