Monas di Waktu Malam
Monas di Waktu Malam (dok. porosjakarta.com) |
Jalan-jalan
keliling kota Jakarta mungkin bagi sebagian besar masyarakat Ibukota jarang
dilakukan. Mengingat aktifitas yang padat, kemacetan yang waw, dan minimnya
informasi tentang destinasi wisata di Jakarta menjadi alasannya. Selain itu ada
sebagian berpendapat bahwa kalau mau jalan-jalan atau liburan, ya keluar dari
kota Jakarta misalkan ke Bandung, Puncak, Bogor dan sebagainya. Padahal kalau
mau sedikit mencari sesuatu yang beda ketika liburan di Jakarta, Anda bisa
mendapatkan momen yang tak kalah seru dari liburan keluar kota. Jakarta punya
Hutan Mangrove di Pantai Indah Kapuk, punya museum-museum yang bisa menambah
wawasan tentang sejarah dan kebudayaan, punya kawasan Kepulauan Seribu bagi
kamu yang hobi liburan di pantai atau pulau, kebun binatang Ragunan dan tempat –
tempat menarik lainnya. Jadi liburannya tidak selalu ke mall ya teman-teman :)
Monas,
siapa yang tidak tahu Monas? Monumen Nasional dengan ketinggian 132 meter yang
didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia dalam
merebut kemerdekaan ini diresmikan tanggal 12 Juli 1975 sekaligus dibuka untuk
umum. Monas memiliki mahkota lidah api berlapis emas sebagai simbol semangat perjuangan
rakyat Indonesia yang bergelora. Monas terletak di tengah Lapangan Medan
Merdeka, Jakarta dengan luas area 80 ha.
Kalau
kita mulai masuk Monas pada bagian dasarnya terdapat Museum Sejarah Nasional
Indonesia. Ruangan ini berlapis marmer dengan 48 diorama pada keempat sisinya
dan 3 diorama di tengah. Diorama – diorama ini menceritakan sejarah Indonesia
sejak masa pra sejarah hingga masa orde baru. Kemudian melangkah naik ke cawan
terdapat Ruang Kemerdekaan berbentuk amphittheater. Di ruangan ini terdapat
naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang disimpan dalam kotak
kaca, lambang Negara Indonesia, peta kepulauan NKRI, bendera merah putih, dan
naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang tertulis indah di
dinding. Kalau Anda berada di ruangan ini, jangan berisik ya karena ruangan ini
digunakan untuk mengheningkan cipta mengenang para pahlawan yang gugur dalam
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Lalu
pengunjung bisa naik ke pelataran puncak dan api kemerdekaan. Tentunya harus
ekstra sabar kalau mau naik kesini. Ngantrinya bisa 2 jam lebih. Pengalaman saya
bersama beberapa kawan pernah mengantri selama 2 jam untuk bisa naik ke
pelataran puncak dan api kemerdekaan pada hari minggu siang. Pelataran puncak
ini hanya bisa menampung sekitar 50 orang. Di sini pengunjung bisa melihat
panorama Jakarta lebih dekat menggunakan teropong. Kalau tidak ada asap pada
siang hari, terlihat begitu jelas indahnya Ibukota dari sini. Di puncak Monas
terdapat cawan yang menopang nyala lampu perunggu. Simbol puncak Monas adalah “Api
Tak Kunjung Padam.” yang berarti semangat rakyat Indonesia tidak pernah padam
untuk merebut kemerdekaan. Kalau sekarang bisa kita maknai semangat rakyat
Indonesia tidak pernah padam untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sudah
direbut jangan lupa untuk dipertahankan.
Sabtu,
22 Oktober 2016 lalu, saya bersama teman-teman ID Corners melakukan liburan
keliling kota Jakarta. Kami menamai kegiatan hari itu dengan Jakarta Night
Journey. Belum semuanya sih tapi kami mengunjungi tempat - tempat bersejarah di
Jakarta. Tahukah Anda? Gedung Balaikota sekarang dibuka untuk umum dan hari itu
kali pertama saya masuk ke Balaikota. Di sana terdapat foto para mantan
Gubernur, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, ruang rapat Gubernur, balai
pertemuan, dan juga kantor Jakarta Smart City. Senangnya bisa blusukan ke
Balaikota melihat langsung bagaimana Jakarta Smart City bekerja memantau
perkembangan sekaligus permasalahan Ibukota. Jakarta Smart City disahkan
tanggal 8 Desember 2015 dengan tujuan menjadikan Jakarta lebih Smart. Nah, bagi
masyarakat yang ingin melaporkan kejadian sekitar misalkan lingkungan penuh
sampah, lingkungan banjir, cctv rusak, dan sebagainya bisa sms ke Lapor 1708,
email dki@jakarta.go.id , twitter
@DKIJakarta. Dan bagi yang ingin mengetahui cctv online serta informasi
selengkapnya tentang Jakarta Smart City bisa klik di www.smartcity.jakarta.go.id
Ruang Pantau Jakarta Smart City, Gedung Balaikota (dok. Andini Harsono) |
Balaikota DKI Jakarta (dok. Andini Harsono) |
Dari
Balaikota dilanjutkan ke Kota Tua menggunakan bus tingkat City Tour dari Halte Balaikota. Busnya nyaman, dan bersih. Sepanjang
perjalanan kami dihibur oleh City Tour
crew sekaligus dijelaskan tempat – tempat bersejarah di Jakarta yang kami
lewati menuju Kota Tua. Karena lalu lintas cukup tidak bersahabat maka kami
hanya berhenti sebentar untuk berfoto bersama. Dari Kota Tua kami menuju Monas
untuk melihat keindahan Monas di malam hari. Waktu itu saya menikmati Jakarta
dari puncak Monas di siang hari, dan kali ini pada waktu malam, seperti apa ya?
Lift menuju puncak Monas dibuka kembali pada pukul 19.00 WIB. Benar saja yang
mengantri sudah panjang. Dengan perjuangan penuh akhirnya kami bisa naik ke
puncak Monas dan luar biasa indah. Ternyata lebih enak kalau ke puncak Monas pada
malam hari. Selain tidak kepanasan, panorama kota Jakarta di malam hari lebih
indah dengan hiasan lampu-lampu dari gedung-gedung tinggi. Tapi harus hati-hati
karena anginnya begitu kencang.
Bus City Tour (dok. Andini Harsono) |
Naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tertulis di dinding Cawan Monas (dok. Andini Harsono) |
Masjid Istiqlal Jakarta di waktu malam dilihat dari Puncak Monas (dok. Andini Harsono) |
Saya (dok. Andini Harsono) |
Era
digital saat ini, setiap perjalanan pasti diabadikan. Berbagai pose di tempat
yang dikunjungi wajib untuk difoto. Sayangnya saya belum memiliki Asus Zenfone
3. Coba kalau sudah ya pasti lebih seru lagi. Karena Asus Zenfone 3 memiliki
fitur kamera auto-focus yang akan
memudahkan pengguna dalam mengambil gambar secara cepat. Dengan jarak kejauhan
juga masih terlihat jelas gambar yang dihasilkan. Kamera depan 8 Mpixels menambah seru para penggemar selfie/welfie seperti saya dan
teman-teman ID Corners yang rata-rata narsis dan eksis ini :D. Selain itu, Asus
Zenfone 3 memiliki desain yang enak digenggam dan dibawa kemana-mana saat
berpergian.
Permasalahan
sama semua traveler adalah baterai handphone yang cepat habis. Sibuk
memotret sana sini lalu segera mengunggahnya di media sosial membuat baterai
boros. Lagi-lagi saya belum memiliki Zenpower Ultra Powerbank yang bisa
mengatasi masalah tersebut. Alhasil saya harus on/off paket data untuk menghemat baterai selama perjalanan.
Terkadang hal ini membuat sedikit bete karena saya tidak bisa berkomunikasi
selama perjalanan. Mulai hari ini rasanya perlu semakin giat menabung agar bisa
memiliki kedua benda tersebut agar perjalananku lebih seru dan menyenangkan.
Jakarta Night Journey - ID Corners (dok. Donna Imelda) |
Monas
menjadi tempat liburan warga Ibukota yang murah meriah. Tapi jangan karena
murah terus tidak dijaga. Monas adalah harta berharga milik kita semua. Bukan
saja warga Jakarta yang wajib menjaganya namun seluruh rakyat Indonesia wajib
menjaga situs – situs bersejarah di Indonesia seperti Monas ini. Karena itu
adalah identitas bangsa yang akan terus diwariskan ke generasi penerus. Jadi liburan
tidak harus ke luar kota kan? Tidak harus menghabiskan uang banyak dan waktu
yang lama. Ajak orang – orang terkasih ke Monas di waktu malam yuk, di jamin
romantisnya tidak kalah dengan Menara Eiffel :D
Tulisan
ini diikutsertakan dalam Jakarta Night Journey Blog Competition oleh Indonesia
Corners yang disponsori oleh Asus Indonesia.
Sumber tentang Monas :
https://id.wikipedia.org/wiki/Monumen_Nasional
sebelum ikutan acara Jakarta Night Journey ini saya gak kenal Monas. Pulang dari sana jadi baca-baca sejarahnya deh hehehe :D seru ya jalan-jalannya pengen lagi :D
BalasHapusMakasih udah ikutan, Andini... Seruuuu!
BalasHapusSerunyaa, semoga IDC bikin trip seru lagi yaa..
BalasHapusAku pengen jalan-jalan lagi ke Monas hehehe
BalasHapusCatatn dan pengalaman yang menarik, sayang waktu itu saya nggak bisa ikut. Nanti kita bikin trip sendiri yuk
BalasHapus