TB Itu Bisa Sembuh Kok

@andiniharsono for #SahabatJKN #lawanTB

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jenis penyakit yang terlengkap di dunia. Penyakit yang berat-berat pun ada di sini. Salah satunya adalah TB. TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tubercolosis dimana menyebarnya melalui udara dan hidup di organ yang banyak mengandung oksigen yaitu Paru-paru. Jadi biasanya seseorang pasien TB yang diserang adalah Paru-paru tapi bisa juga tulang, sendi, usus, kulit dan kelenjar getah bening serta selaput otak. Gejala penyakit TB antara lain batuk berdahak (bisa disertai darah) selama 2 minggu berturut-turut tidak sembuh, demam, berat badan tiba-tiba berkurang, sering berkeringat tanpa berkegiatan yang berat, dan nyeri di bagian dada.

Penularan TB
Sumber : http://keluargafauzi.blogspot.com/2015/03/yang-perlu-kamu-tahu-dari-tb.html
Saya sendiri sudah lama mendengar tentang penyakit ini tapi belum cukup pengetahuan apa itu TB dan bagaimana cara menyembuhkannya. TB bagi sebagian besar masyarakat menjadi penyakit yang sangat menakutkan. Karena mudah menular, obatnya yang mahal, proses penyembuhannya yang terbilang panjang atau memerlukan waktu yang cukup lama dan lain sebagainya. Oleh karena TB dapat menular, bahkan cara penularannya melalui udara, pasien TB sering dikucilkan dari lingkungannya. Padahal salah satu faktor penyebab kesembuhan penyakit TB adalah dari faktor dukungan dari lingkungan sekitar pasien TB. Dukungan mental dan semangat sangat penting bagi pasien TB karena dia harus menghadapi proses yang cukup panjang untuk minum obat agar sembuh dari TB. Kunci untuk sembuh dari TB adalah rutin dan disiplin minum obat.

Untuk seseorang yang positif TB, lama pengobatan antara 6- 8 bulan. TB akan tidak menular setelah 2 (dua) minggu. Tapi harus tetap menggunakan masker dan rajin cuci tangan agar mencegah kuman-kuman berkeliaran dan masuk ke tubuh. Pasien TB harus rajin dan disiplin minum obatnya, kalau tidak bisa menjadi TB-MDR (Multi Drug Resistant) atau kebal obat. Proses pengobatannya memerlukan waktu 2 tahun. TB-MDR akan meminum obat sekaligus disuntik selama 6 bulan pertama. OAT (Obat Anti TB) juga menimbulkan efek samping yang tidak ringan diantaranya mual, dan pusing. OAT juga memiliki ukuran yang tidak kecil. Selain jumlahnya banyak, obat TB itu besar-besar.

Pada tanggal 3-5 Maret 2015 lalu, saya bersama 39 orang Blogger lainnya berkesempatan untuk mengikuti Workshop tentang Tuberkulosis. Workshop yang bertajuk #SahabatJKN #lawanTB ini selain diberi pengetahuan secara materi, kami juga diajak untuk melihat, mendengar, dan merasakan langsung bagaimana menjadi pasien TB sekaligus menambah pengetahuan kita tentang TB langsung dari dokter-dokter yang menangani TB. Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung adalah rumah sakit rujukan untuk pasien TB dari berbagai daerah. Hmmm, yang membuat saya terenyuh hampir-hampir meneteskan air mata adalah ketika kami menengok dan bertemu langsung dengan pasien TB-MDR lanjutan atau yang sudah akan sembuh.

Selama berkunjung ke RSHS kami dibekali masker N95 untuk melindungi dari berbagai macam kuman terutama kuman TB. Begitu masuk ruang TB-MDR lanjutan, terdapat beberapa orang yang sedang minum obat disana. Dibalik masker yang menutupi separuh wajahnya, mereka sedang mengatur nafas agar obat yang sudah ditelan tidak keluar lagi dan bisa melanjutkan minum obat selanjutnya. Bukan blogger namanya kalau tidak nanya-nanya dan juga foto-foto. Lalu saya mengambil posisi yang enak yaitu di pojokan dan berbincang dengan 1 pasien saja. Seorang perempuan berusia kurang lebih 23 tahunan, berambut pendek dan agak kecoklatan, berkulit putih dan saya yakin dia berparas cantik. (Mojang priyangan mana ada yang gak cantik?) *kedipkedip :D

Bingung mau nanya apa, karena tidak tega. Akhirnya kita ngobrol layaknya teman yang sudah lama tidak bertemu. Saat ngobrol sama saya dia habis menelan 6 butir OAT dan masih tersisa 6 butir lagi. Dapat saya rasakan nafasnya terputus-putus ketika dia harus membuka bungkus obat dan menelannya kembali. Dia berkata pada saya "Capek Teh, obatnya bikin saya mual.". Lalu saya semangati dia tapi dia lantas berkata "Lihat atuh Teteh ini segini gedenya obatnya. Ini yang masih harus saya minum." sambil menunjukkan obat-obatnya. Saya sempat kaget melihat penampakan obat-obatnya. Meskipun saya orang yang tergolong rajin dan tidak takut minum obat mau sepahit dan sebanyak apapun itu daripada disuntik, tapi nyali saya langsung ciut melihat OAT. MasyaALLAH..

"Teteh sekarang kegiatannya apa?" tanya saya.

"Sejak ditetapkan TB saya mah berhenti kuliah. Tadinya kuliah. Karena harus bolak-balik ke rumah sakit, minum obatnya juga bikin pusing jadi saya gak bisa beraktifitas seperti biasanya. Saya disini sudah 18 bulan. Capek Teh." ceritanya panjang lebar sambil melihat ke arah teman-teman yang lain.

"Ya jangan capek atuh. Tinggal sebentar lagi kan pengobatannya. Harus semangat." kata saya bermaksud ingin menyemangati.

"Tinggal sebentar gimana Teh? 4 bulan itu lama pisan euy. Pusing kepala saya." jawabnya agak ketus.

"Saya jadi putus kuliahnya, itu Teteh itu sampai dikeluarin dari kerjaannya. Yang sebelah sana sampai dikucilkan dari keluarganya. Saya juga gitu. Gak bisa ngapa-ngapain Teh." curhatnya lagi.

"Lalu untuk mengisi kekosongan Teteh biasanya ngapain aja?" tanyaku agak sedikit mengalihkan pembicaraan.

"Ini menyulam." sambil menunjukkan hasil sulamannya.

"Saya membuat ini, apa namanya, oh tatakan gelas. Kemarin pigura." ceritanya sedikit ceria.

"Saya mah sebenernya kurang terlalu suka menyulam tapi daripada bengong. Soalnya kan nanti bisa depresi. Bahkan ada yang bunuh diri. Ihh." lanjutnya.

Saya tersenyum dan terus menyemangati. Lalu kita bercerita tentang blog dan banyak hal. Ternyata hal ini membuatnya tertawa terbahak-bahak. Senangnya mendengar dia tertawa :)

Setelah keluar dari ruangan itu, saya menjadi semakin mengerti tentang artinya bersyukur. Kesehatan yang diberikan lebih besar nilainya dari harta apapun. Berbincang dengan Teteh tadi memberikan saya semangat untuk menyemangati mereka para pasien TB dan ingin mengajak masyarakat luas untuk tidak menjauhi apalagi mengucilkan mereka. Coba kalau kita jadi mereka?

Pengobatan TB gratis di seluruh fasilitas kesehatan Pemerintah. Jadi jangan pernah berpikir lagi bahwa TB itu tidak bisa disembuhkan. TB itu mahal dan lain sebagainya. Pengobatan TB bisa dilakukan di Puskesmas juga. Duh jangan bilang repot lagi ya.

Puskesmas Garuda Bandung
Mulai sekarang cepat temukan, obati dan sembuhkan TB yuk. Jangan sungkan untuk mengajak pasien yang ada tanda-tanda TB untuk periksa ke dokter. Segera. Agar TB bisa langsung diobati. Ingat, TB itu bisa sembuh.


Depan Puskesmas Garuda #SahabatJKN #lawanTB sumber : @riespandi
Aku rindu melihat senyumanmu Teh..

Komentar

  1. Waltu nengok para teteh itu, aku malah speechless, perlu waktu rada lama buat nanya, takut salah. Pas liat obat-obatnya jadi merinding plus mules. Sebanyak itu, tiap hari selama berbulan-bulan. Berusaha meemahami peraaan si teteh yang rada ketus tadi. Support dari sekitar emang diperlukan, ya.

    BalasHapus
  2. Betul Teh Efi. aku juga diem dl trus si teteh2 itu liatin aku terus aku sapa aja. trus aja ngobrol pelan2. sempet agak naik sih nadanya pas jawab pertanyaanku. tapi maklum lah. kita harus lebih memberikan semangat positif ke mereka. Semoga TB semakin sedikit kasusnya ya. amin

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer

Follow Me

Instagram : @andini_harsono Facebook : www.facebook.com/andiniharsono Twitter : @andiniharsono Blog lainnya : www.mainjalan.com Email : andiniharsono@gmail.com