"Mimpi Anak Pulau" Seorang Gani Lasa

Poster Film "Mimpi Anak Pulau" di Epicentrum XXI Jakarta
(dok. Andini Harsono)

Siapa yang tidak ingin sukses meraih cita-cita? Semua orang menginginkannya dan berhak mendapatkan itu. Hanya saja pasti dengan cara dan jalan yang berbeda. Allah telah menuliskan cerita setiap umat-Nya sungguh indah. Gani Lasa adalah salah satu manusia pilihan yang dianugrahi keindahan cerita mengarungi kehidupan sedari kecil. Perjuangan, keringat, air mata tak menurunkan semangatnya untuk bersekolah tinggi. Dengan segala keterbatasan dari keluarga Lasa, Gani (Jani) kecil tetap bersekolah meskipun tanpa alas kaki atau sepatu. Gani juga sering tidur di kelas, sering mendapat hukuman dari gurunya karena selalu tidur di kelas. Namun, Gani selalu mendapatkan nilai yang bagus. Gani sering bermain di pantai, mencari ikan, mencari kerang dan lainnya.

Ayah Gani sering menjual kopra ke Negeri Singapura, Ibu Gani penjual buah dan kue di pasar serta bisa membuat ramuan jamu yang dikenal mujarab di lingkungan kampungnya, Pesisir Pantai Nongsa, Batam. Pulau kecil berpenduduk hanya 40 kepala keluarga ini memang begitu sulit pada masa lampau. Listrik, air bersih, ekonomi semua serba terbatas. Pekerjaan penduduknya nelayan, dan pedagang dengan hasil yang pas-pasan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jangankan untuk sekolah tinggi, untuk bepergian keluar pulau saja mereka tidak pernah. Hanya ada satu sekolah di pulau itu dan hanya setingkat SD. Ayah Gani bekerja keras untuk menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin, hingga pada akhirnya takdir berkata lain. Ayah Gani meninggal saat Gani belum tuntas sekolah di bangku SD. Ibu Gani yang sependapat dengan Ayah Gani bahwa anak-anaknya harus bersekolah tinggi, melanjutkan perjuangan suaminya untuk masa depan anak-anaknya.

Gani yang rajin sholat dan mengaji berpegang teguh pada kekuasan Allah bahwa dirinya bisa menjadi anak yang berprestasi. Keinginannya kuat untuk dapat melanjutkan sekolah ke SMP PGA yang berada di Tanjung Pinang dimana lokasinya sangat jauh dari tempatnya berada. Dia harus merayu Ibunya agar diijinkan mengarungi lautan agar diterima di PGA Tanjung Pinang. Dengan berat hati sang Ibu merelakan Gani pergi untuk menuntut ilmu. Gani pergi membelah lautan bersama Kakak tertuanya menuju sekolah PGA Tanjung Pinang. Tanpa mengalami kesulitan mengerjakan soal ujian masuk PGA, Gani berhasil lolos setelah sebelumnya sempat ditolak karena terlambat mendaftar. Pada saat dia diterima dan ditempatkan di asrama, saat itulah dia pertama kali memakai sepatu. Gani sangat bahagia dan dia berteriak memanggil nama Induknya (Ibu) mengabarkan pada angin bahwa dia berhasil diterima di PGA dan memakai sepatu.

Perjalanan hidup seorang anak pulau sukses hingga menjadi pejabat asal Batam Gani Lasa dikemas apik dalam sebuah film berjudul “Mimpi Anak Pulau” yang akan tayang tanggal 18 Agustus 2016 serentak di bioskop Indonesia dan Negara-negara serumpun yaitu Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam. Film ini dibintangi aktor senior Ray Sahetapy, Ananda Fatturahman atau Ananda Lontoh, Herdin Hidayat, artis pendatang baru Daffa Permana yang berperan sebagai Gani (Jani) serta aktor dan aktris Malaysia Dato Tamimi Siregar, Dato Ahmad Tamimi, dan Mardiana Alwi.


Akting natural dari Daffa Permana menjadikan film ini apa adanya. Keluguan anak-anak pada masanya, kenakalan anak-anak pada masanya, serta semangat anak-anak pulau yang tinggi tergambar jelas pada film ini. Saya berhasil dibuat meneteskan air mata ketika Ibu Gani melepaskan Gani pergi untuk melanjutkan pendidikan di PGA Tanjung Pinang. Ketulusan hati Ibu siapa yang berani meragukan, semua Ibu menginginkan kesuksesan bagi buah hatinya meskipun harus berpisah jarak. Semangat perjuangan dalam meraih kesuksesan, diharapkan dapat ditularkan kepada semua keluarga khususnya anak-anak untuk jangan berputus asa meraih cita-cita. Namun, perjuangan itu tidak ada artinya tanpa doa. Film yang disutradarai Kiki Nuriswan dan diproduksi oleh Nadienne Batam Production dan Studiopro 1226 Jakarta ini kental dengan bahasa Melayu dimana Pulau Batam menggunakan bahasa daerah Melayu. Film ini juga diharapkan dapat memupuk rasa persaudaraan diantara Negara-negara serumpun yaitu Melayu.

Bersama Induk Ananda Fatturahman saat Gala Premiere
Film "Mimpi Anak Pulau" Sabtu, 13 Agustus 2016
di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta
(dok. Andini Harsono)

Komentar

Postingan Populer

Follow Me

Instagram : @andini_harsono Facebook : www.facebook.com/andiniharsono Twitter : @andiniharsono Blog lainnya : www.mainjalan.com Email : andiniharsono@gmail.com