Senja Bercerita Tentang

Senja Bercerita Tentang
(dok. Andini Harsono)


Senja kuakhiri dengan ucapan syukur karena ALLAH begitu banyak memberikan kenikmatan untukku.

Kulangkahkan kaki menyusuri jalanan basah setelah diguyur hujan, dan kusempat menghentikan langkah ketika melihat sebuah papan iklan berfotokan seorang laki-laki. Sepertinya aku mengenal laki-laki itu.

Sepersekian detik aku coba mengingatnya, dan ternyata itu kamu, teman baikku sejak 5 tahun lalu. Namun, kami putus komunikasi setelah aku memilih laki-laki lain menjadi kekasihku kala itu.

Terasa janggal memang, seketika dia berubah sikapnya saat aku berpacaran dengan Adi. Apa salahnya? Hingga detik ini pun aku tidak tahu alasan Reno menjauhiku bahkan terlihat membenciku. 5 tahun berlalu, sekarang dia sudah menjadi seorang aktor layar lebar.

Sesampainya di kamar, aku segera mengisi daya ponselku. Aku segerakan pula membersihkan badanku yang tersiram panas dan hujan. Selesai semua ritualku, aku mulai merebahkan tubuh pada kekasihku, ya tempat tidur kesayanganku. Perlahan kulepaskan semua letih dan mencoba mengevaluasi kejadian hari ini.

Reno, wajahnya mendadak merajai pikiranku malam ini. Apa kabar dia ya?

Kubuka akun Instagramku dan mulai mencari nama Reno Noviandi. Tidak membutuhkan waktu lama karena dia seorang public figure kini. Aku mulai stalking akun Instagramnya. Luar biasa, memang sejak dulu aku mengagumi kegigihannya. Reno memang pantang menyerah dan dia orang yang tidak suka dikasihani. Dia berjuang untuk menjadi seorang aktor, dan apa yang dia alami sekarang adalah bayaran pantas atas semua kerja kerasnya selama ini.

Aku putuskan untuk mulai mem-follow-nya. Sesaat kemudian aku bisa melihat InstaStorynya dan dia sedang berada di Jogja untuk syuting sebuah film drama kolosal.

Hari berganti hari tak terasa aku lalui. Sudah sebulan lebih aku menjadi followersnya Reno. Aku tahu apa yang dia kerjakan lewat update-an InstaStory maupun akun Instagramnya. Malah aku sempat menyapanya ketika dia sedang Insta Live, tapi lagi-lagi dia mengabaikanku.

Rasa penasaran masih menyelimuti hatiku meskipun peristiwa itu terjadi sudah 5 tahun berlalu. Kukumpulkan keberanianku untuk mengirim direct message di Instagramnya dan ternyata dia membalasnya. Dia menanyakan keadaanku dan dimana sekarang aku tinggal. Aku cukup senang karena dia masih mengingatku. Tapi hanya sebatas itu saja. Ya, aku memakluminya karena dia sudah memiliki jadwal padat dan ribuan fans yang mengantri pesannya dibalas. Mungkin saja pesan dariku tertumpuk pesan-pesan lain.

Reno, sejujurnya aku rindu ingin bertemu. Hanya ingin memastikan kamu baik, benar-benar baik. Aku yakinkan bahwa kamu baik dengan kedua mataku.

Lagi-lagi, waktu terasa cepat sekali berputar. Sudah berada dipenghujung tahun. Aku mulai berbenah, mengevaluasi semuanya dan merencanakan satu tahun kedepan. Aku duduk menyendiri di sebuah taman selatan kota Jakarta. Kudengarkan musik dan mulai menulis rencana tahun depan. Senja yang asyik. Tiba-tiba ada sekitar seratus orang datang melakukan campaign tentang film. Mereka melakukan event siaran langsung. Kurang lebih mengajak anak-anak muda untuk lebih mencintai film Indonesia karya anak bangsa. Sekilas kulihat segerombolan orang tersebut dan tidak sengaja aku menemukan sosok Reno.

Sontak aku berdiri. Kukemasi bukuku, kulepaskan headsetku dan berjalan mengarah Reno. Aku bergegas, jangan sampai kehilangan Reno.

“Reno. Reno.” aku lambaikan tanganku kearahnya dan dia melihatku.

Sesaat wajah cerianya mendadak menjadi kaget, bingung dan penuh tanya. Reno yang dulu masih aku lihat di Reno yang sekarang. Tidak lama kemudian, Reno ditarik ke arah mobil. Ternyata acaranya sudah selesai dan selayaknya peraturan management artis, sang artis dibatasi waktunya untuk berada di lokasi acara. Aku menghentikan langkah, kupandangi Reno tanpa jeda. Reno melemparkan seutas senyuman sebelum dia berpaling. Oh Tuhan, dia Reno, Reno teman baikku. Reno yang sempat singgah di hatiku meskipun kala itu aku lebih memilih Adi menjadi kekasihku karena Reno terlihat tidak serius. Juga aku mengira bahwa Reno hanya menganggapku teman baik.

Sekarang, Reno semakin tinggi untuk kuraih. Harapanku mulai tipis untuk bisa bertemu dengannya lagi. Belum tentu juga dia berkenan bertemu denganku. Bagaimanapun juga, dimataku, Reno tetap Reno yang dulu. Laki-laki rendah hati dan pantang menyerah. Laki-laki yang setiakawan dan suka menolong. Aku yakin kebaikan itu masih melekat pada dirinya meskipun kini dia sudah menjadi bintang.

Awan mulai bergeser berubah hitam. Mendung tebal mendadak menaungi taman tempat aku bertemu Reno baru saja. Senjaku kali ini gelap gulita. Kuurungkan niat untuk kembali duduk dan menyusun rencana. Aku lebih memilih pergi ke bioskop dan menonton film Reno yang masih tayang.

Masih dapat kunikmati senyummu seperti 5 tahun silam. Tajam mata bulatmu menyakinkanku bahwa kamu benar-benar baik menjalankan peranmu saat ini dalam kehidupan. Aku hanya berharap semoga kamu senantiasa seperti padi yang selalu merunduk meskipun kamu berarti. Mataku enggap berkedip setiap kali ada wajahmu di adegan film itu.

Ya, Reno, aku bangga padamu.

 --
Jakarta bagian selatan ditemani hujan rintik dan secangkir teh aroma melati

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer

Follow Me

Instagram : @andini_harsono Facebook : www.facebook.com/andiniharsono Twitter : @andiniharsono Blog lainnya : www.mainjalan.com Email : andiniharsono@gmail.com