Kartini Dalam Jepara Batik&Tenun Karnival 2016

Karya SMA Negeri 1 Jepara
(dok. pribadi)

Setelah diakui UNESCO pada Oktober 2009 lalu, batik menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang semakin memiliki ragam baik dalam warna dan coraknya. Namun hal tersebut tidak lantas menghilangkan ciri khas batik dari masing-masing daerah di bumi Nusantara. Jepara memiliki corak batik yang khas dan juga tenun yang berbeda dari Nusa Tenggara atau daerah lainnya. Tenun Jepara adalah tenun troso atau kain troso. Kali ini Pemerintah Kabupaten Jepara memberi kesempatan bagi para kreatif busana untuk menunjukkan kebolehannya dalam "Jepara Batik&Tenun Karnival 2016" yang dilaksanakan tanggal 17 April kemarin. Karnival ini dimeriahkan oleh lebih dari 80 peserta dengan desain busana yang tidak kalah dengan daerah-daerah lain yang sudah lebih dulu mengadakan karnival. Tidak bermaksud ingin meniru karnival pada daerah lain tetapi Jepara yakin dengan adanya Karnival ini dapat menambah kekayaan kreasi busana di Indonesia.

"Yang membedakan Jepara Batik&Tenun Karnival 2016 dengan karnival di daerah lain adalah Jepara memiliki batik khas Jepara dengan motif khas Jepara dan kain troso. Seluruh peserta dipersilakan mengkreasikan keduanya dan dipadupadankan dengan barang-barang limbah atau daur ulang. Para pembuat busana ini adalah anak-anak sekolah yang ternyata memiliki kreatifitas luar biasa. Saya yakin kedepannya mereka siap bersaing di dunia usaha/kerja." jelas Indria Mustika, S. Pd, Ketua Panitia Jepara Batik&Tenun Karnival 2016 sekaligus guru pembina Tata Busana di SMK Negeri 2 Jepara.

Karya SMK Negeri 3 Jepara
(dok. Kanal Budiarto/panitia Festival Kartini)
Beberapa hari sebelumnya saya berkesempatan berkunjung ke SMK Negeri 2 Jepara dan melihat proses pembuatan dari busana-busana tersebut. Sungguh, saya kagum melihat daya imajinasi mereka yang tinggi dan desain-desain yang dihasilkan tidak kalah dengan desain-desain desainer yang sudah berpengalaman. Di SMK Negeri 2 Jepara sendiri baru berdiri jurusan Tata Busana pada tahun 2005 dan kini sudah memiliki lebih dari 500 siswa dalam setiap tahun ajarannya. Busana yang akan dikenakan pada Jepara Batik&Tenun Karnival 2016 ini proses pengerjaannya kurang lebih 1 bulan atau 4 kali pertemuan jam pelajaran. Saya kok jadi makin geleng-geleng yaa :)

Koran, kepingan CD, tutup botol, bungkus makanan, karung beras, bahkan sapu lidi atau anyaman bambu dijadikan baju yang beraneka ragam bentuknya. Jepara Batik&Tenun Karnival ini menjadi bukti bahwa kreatifitas anak-anak daerah patut diapresiasi dan siap untuk dibawa ke kompetisi nasional bahkan internasional. Sudah sepatutnya pemerintah dan pihak-pihak swasta membantu memfasilitasi karya-karya mereka dengan aktif mengadakan perlombaan atau kegiatan positif sebagai ruang apresiasi mereka. Tentunya guru pembimbing dan yang terpenting adalah keluarga harus mendukung penuh kreatifitas mereka. Terus memotivasi agar dapat menghasilkan karya-karya semakin kreatif dan siap jual. 

Karya SMA Negeri 1 Jepara
(dok. Kanal Budiarto/panitia Festival Kartini)
Sebelumnya ada kegiatan Fashion Show Batik dan Tenun yang juga menampilkan putera dan puteri Jepara berbakat dimana bisa melatih anak-anak tampil di muka umum dan menambah pengalaman mereka dalam hal berbusana atau berpenampilan. Kemeriahan acara demi acara rangkaian FestivalKartini IV 2016 diharapkan menjadi ruang kreatifitas masyarakat Jepara dan bukan hanya menjadi kemeriahan sesaat.

Karya SMK Negeri 2 Jepara
(dok, pribadi)

Karya SMK Islam Al-Hikmah Jepara
(dok. pribadi)

(dok. pribadi)

(dok. pribadi)

Komentar

  1. Keren...
    Setiap tahun ada acara seperti itukah?
    Pengin lihat keindahan budaya dan karya anak bangsa di Jepara.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer

Follow Me

Instagram : @andini_harsono Facebook : www.facebook.com/andiniharsono Twitter : @andiniharsono Blog lainnya : www.mainjalan.com Email : andiniharsono@gmail.com